Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Gubernur Jatim Imbau Warganya di Perantauan Tak Mudik: Demi Perlindungan Saudara di Kampung Halaman

Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, mengimbau warganya di perantauan untuk tidak mudik di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Sugiharto/Surya
Gubernur Khofifah Indar Parawansa (tengah) 

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, mengimbau warganya di perantauan khususnya yang di Jakarta untuk tidak mudik di tengah pandemi virus corona (Covid-19). 

Larangan mudik ini perlu ditegaskan demi memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19 di Indonesia.

Khofifah meminta mereka untuk tetap berada di lokasinya masing-masing demi kebaikan dan perlindungan sanak keluarga yang berada di Jawa Timur.

Imbauan ini ia sampaikan dalam program Kompas Petang di Kompas TV, Minggu (29/3/2020).

“Sebenarnya kami sudah melarang (untuk tidak mudik),” ujarnya.

Baca: Cegah Covid-19 Semakin Meluas, Pemerintah Batasi Masuk dan Keluar Indonesia via Pos Lintas Batas

Baca: Anggota Komisi III DPR RI Kritisi Potensi Penyebaran Virus Corona di Rutan dan Lapas

“Imbauan kami adalah yang sekarang sedang di Jakarta kami meminta untuk tetap di rumah,” tegasnya.  

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (Surya/Fatimatuz Zahroh)

“Ini adalah untuk kebaikan dan perlindungan diri kita serta saudara yang berada di kampung halaman,” imbuh Khofifah.

Gubernur Jatim ini kemudian meminta warganya yang berada di perantauan untuk sabar sampai pandemi Covid-19 ini berhenti mewabah.

“Jadi kami mohon sabar, semua bisa lebih disiplin untuk menjaga diri kita dan saudara-saudara kita,” kata Khofifah.

“Nanti kalau sudah dikonfirmasi wabah Covid-19 ini sudah berhenti silahkan mereka pulang kampung untuk bertemu sanak saudara,” tegasnya.

Sementara, jika masyarakat nekat pulang kampung, Khofifah menyebut Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melakukan pemeriksaan berlapis kepada para pemudik.  

“Jadi kalau konsekuensinya akhirnya kepada Pemerintah Kabupaten/Kota,” ujarnya.

Baca: Empat Provinsi di Indonesia Ini Belum Ada Laporan Kasus Positif Covid-19

“Karena Pemkab kemudian harus menyiapkan pemeriksaan berlapis,” imbuhnya.

“Bahasa yang sering digunakan oleh bupati maupun wali kota adalah akan menyiapkan cek poin,” lanjut Khofifah.

Selain thermal gun dan semprot disinfektan, Khofifah menuturkan akan ada pembatasan lalu lintas di beberapa jalan di Jawa Timur.

“Kendaraan tertentu dari luar kota hanya bisa masuk lewat jalur yang sudah ditentukan, artinya tidak terbuka seperti dulu” imbuhnya.

“Di mana akan ada jalan tertentu yang bisa dilalui untuk memasuki daerah tertentu dengan jam-jam tertentu,” tegasnya.

Beberapa Kepala Daerah juga telah berikan imbauan larangan mudik

Tak hanya Gubernur Jawa Timur, sejumlah kepala daerah juga telah memberikan imbauan terkait larangan mudik bagi para warganya yang kini tengah merantau.

Mereka yakni Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Kedua kepala daerah itu kompak memberikan imbauan melalui akun media sosial Instagram mereka masing-masing.

Melalui Instagram @ridwankamil, Gubernur Jabar ini mengunggah tiga gambar yang berisi tulisan terkait maklumat yang berisi lima poin.

Pertama, Ridwan Kamil melarang keras warganya yang berada di luar Jabar untuk pulang ke kampung halaman selama pandemi Covid-19.

Kedua, bagi warga yang memaksakan diri untuk mudik, maka statusnya akan menjadi ODP (Orang Dalam Pemantauan).

Ketiga, jika berstatus ODP maka harus isolasi diri 14 hari.

Bahkan dalam tulisannya tersebut Pemprov Jabar menyatakan telah menggandeng aparat kepolisian dalam melakukan pengawasan masyarakat.

Hal ini tertuang dalam poin empat, yakni kepolisian Jawa Barat akan mengambil tindakan hukum jika status ODP tidak melakukan isolasi diri.

Sementara kelima yakni RT/RW diwajibkan melaporkan kedatangan ODP ke Kepolisian setempat.

Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo terlihat mengunggah video dengan durasi enam menit yang berisi larangan keras warganya untuk pulang ke Jawa Tengah di tengah pandemi Covid-19 di akun @ganjar_pranowo. 

"Bapak ibu seluruh warga Jawa Tengah, khususnya yang ada di perantauan, wabil khusus lagi bagi yang berniat ingin pulang kampung," kata Ganjar

"Untuk yang kesekian kali saya menghimbau dan mengingatkan kepada bapak ibu; jika panjenengan sayang sama keluarga di kampung, jika penjenengan semua pingin keluarga tetep sehat lan slamet, urungkan niat untuk pulang kampung," imbuhnya. 

"Tidak usah pulang kampung. Jika panjenengan nekat pulang, saya tegaskan, sama saja anda membahayakan anak, istri, dan suami serta mengancam hidup orang tua panjenengan yang sudah sepuh," ungkapnya. 

Lebih lanjut, Ganjar mengungkapkan ini merupakan langkah terbaik yang dapat dilakukan sekarang dalam memutus persebaran virus dari kota-kota ke desa.

Mengingat seperti yang diketahui wilayah Jakarta adalah zona merah Corona.

Baca: Batalkan Mudik Gratis, Erick Thohir Berencana Alokasikan Dana untuk Fokus pada Penanganan Corona

"Kita tidak tahu siapa yang sudah terpapar, mungkin saya, anda, teman atau keluarga kita. Artinya bapak ibu mungkin saja sudah tertular, sudah positif Corona tapi tidak mengetahuinya," kata Ganjar. 

"Sebab sebagian penderita memang tidak merasakan gejala. Dan jika anda sudah mengidap Corona, lalu anda nekat pulang," imbuhnya.

"Anda bisa menulari teman seperjalanan di bus, orang-orang di jalan, keluarga, bahkan satu desa kena semua," tambahnya. 

Lebih lanjut, Ganjar mengungkapkan pasien positif Corona pertama yang dirawat di Solo bisa jadi peringatan. 

"Dia pengusaha yang ikut seminar di Bogor. Tertular virus di sana, lalu menulari isteri dan teman-temannya, dia sendiri akhirnya meninggal," ungkapnya.

"Di Purbalingga, ada juga empat pasien positif Corona dan semuanya warga yang baru pulang dari Jakarta," imbuh Ganjar. (*)

(Tribunnews.com/Isnaya)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved