Virus Corona
Mahfud MD Ungkap Rancangan PP Karantina Wilayah: Warung yang Sediakan Kebutuhan Pokok Dilarang Tutup
Mahfud tekankan dalam rancangan PP tersebut adalah larangan untuk menutup warung, toko, dan supermarket yang menyediakan kebutuhan pokok masyarakat.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengungkapkan prosedur dan aturan yang sedang dibahas dalam rancangan Peraturan Pemerintah (PP) terkait karantina wilayah akibat pandemi virus corona atau Covid-19 bagi pemerintah daerah.
Satu di antara yang Mahfud tekankan dalam rancangan PP tersebut adalah larangan untuk menutup warung, toko, dan supermarket yang menyediakan kebutuhan pokok masyarakat.
"Toko-toko, warung-warung, supermarket yang diperlukan oleh masyarakat, yang dibutuhkan sehari-harinya itu tidak bisa ditutup. Tidak bisa dilarang untuk dikunjungi. Tetapi tetap akan dalam pengawasan yang ketat oleh pemerintah," kata Mahfud MD ketika teleconference bersama awak media, Jumat (27/3/2020).
Baca: KPK Siap Hadapi Gugatan Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Proyek di Bakamla
Selain itu, Mahfud menjelaskan, dalam rancangan PP tersebut nantinya pemerintah daerah yang menerapkan kebijakan karantina wilayah tidak diperbolehkan untuk menutup akses bagi kendaraan yang membawa masuk kebutuhan pokok.
"Seumpanya terjadi karantina wilayah, nanti tentu saja tidak boleh ada penutupan lalulintas jalur terhadap mobil atau kapal yang membawa bahan pokok. Jadi mobil yang membawa bahan pokok sembako, kapal juga dari luar daerah itu tidak boleh ditutup aksesnya untuk masuk ke sebuah daerah, karena itu menyangkut kebutuhan pokok," kata Mahfud MD.
Baca: Komisi I DPR Minta BNPB dan Dewan Pers Buat Aturan Peliputan Selama Masa Darurat Covid-19
Mahfud MD juga menjelaskan rencananya yang berhak memberikan izin bagi karantina wilayah adalah Kepala Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 dengan usul dari Gugus Tugas Daerah.
Nantinya, jelas Mahfud MD, Kepala Gugus Tugas Nasional akan berkordinasi dengan sejumlah menteri terkait dengan karantina wilayah tersebut.
"Misalnya soal perhubungan, juga menteri perhubungan diajak bicara, soal kesehatan menteri kesehatan, soal perdagangan menteri perdagangan," kata Mahfud MD.
Angka corona di Indonesia capai 1046 kasus
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19) Achmad Yurianto mengatakan, terdapat penambahan kasus baru pasien positif virus corona di Indonesia.
Menurut Achmad Yurianto, hingga Jumat (27/3/2020) siang tercatat ada 153 kasus baru virus corona di Indonesia.
Sehingga, total pasien positif virus corona secara akumulatif mencapai 1046 kasus.
Baca: Tak Segera Dapat Tindakan, PDP COVID-19 di Tangerang Meninggal, Sempat Kirimi Pesan Jokowi & Menkes
"Terjadi penambahan kasus yang cukup signifikan juga ada 153 kasus baru yang kita dapatkan, sekali lagi ini menggambarkan bahwa masih ada penularan penyakit ini di tengah masyarakat kita masih ada sumber penyakitnya dan masih ada kontak dekat yang terjadi," kata Achmad Yurianto di Kantor BNPB, Jakarta, Jumat (27/3/2020).
"Sehingga total kasus menjadi 1046 kasus," tambahnya.
Achmad Yurianto menambahkan, terdapat penambahan pasien virus corona yang sembuh sebanyak 11 orang.
Baca: Update Corona di Indonesia: Bertambah 9 Orang, Total 87 Pasien Covid-19 Meninggal Dunia
Sehingga, total 46 orang sembuh dari Covid-19.
"11 pasien yang sudah dinyatakan sembuh dan pulih pulang sehingga total sembuh adalah 46 orang," ucap Achmad Yurianto.
Baca: Kondisi Terkini Wali Kota Bogor Bima Arya Selama Diisolasi Karena Positif Corona
Ia menambahkan, ada pula penambahan pasien virus corona yang meninggal dunia sebanyak 9 orang.
Sehingga total ada 87 orang meninggal duni akibat virus corona.
"Ada 9 kematian baru pada 24 jam kemarin, sebanyak 9 orang sehingga menjadi 87 orang," katanya.
Cuci tangan pakai sabun lebih efektif
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto terus menyerukan gerakan pencegahan penyebaran Covid-19.
Satu di antara gerakan pencegahan corona yakni rajin mencuci tangan menggunakan sabun.
Bahkan Yuri sapaan akrab dari Achmad Yurianto ini, menegaskan cuci tangan dengan sabun dapat lebih efektif daripada menggunakan hand sanitizer.
Hal ini ia sampaikan dalam konferensi pers di Gedung BNPB pada Rabu (25/3/2020) sore.
Sebelumnya, Yuri mengatakan terdapat dua upaya penting dalam mencegah tertularnya Covid-19 ini.
Baca: Achmad Yurianto Peringatkan Anak Muda terkait Virus Corona, Jadi Golongan yang Membahayakan?

“Dua hal yang ingin saya sampaikan di dalam upaya kita untuk mencegah penyakit ini, artinya berpikir jangan sampai sakit,” tegasnya yang dikutip dari YouTube BNPB Indonesia, Rabu (25/3/2020).
Pertama, kata Yuri yakni masyarakat harus melakukan pembatasan jarak fisik sehari-hari termasuk di dalam rumah.
“Yang pertama jaga jarak dalam melakukan kontak sosial,” ujar Yuri.
“Bukan hanya saat berada di luar rumah, melainkan di dalam rumah juga upayakan untuk bisa menjaga jarak,” tegasnya.
Lebih lanjut, Yuri menyebut hal kedua yakni rajin mencuci tangan dengan sabun.
Baca: UPDATE 25 Maret: Bertambah 3 Orang, Pasien Virus Corona Yang Meninggal Dunia 58 Orang
“Kemudian adalah gunakan masker, dan yang paling penting adalah cuci tangan,” kata Yuri.
Ia menegaskan sabun dapat lebih efektif mencegah Covid-19 daripada menggunakan hand sanitizer.
“Cuci tangan pakai sabun, tidak harus hand sanitizer,” ungkapnya.
“Jauh lebih efektif menggunakan sabun dibanding dengan menggunakan hand sanitizer,” imbuhnya,
Karena dengan sabun akan menggunakan air yang mengalir, dan bisa membasuh seluruh celah-celah kuku dan sebagainya dengan baik.
“Sementara, hand sanitizer yang mungkin hanya telapaknya saja yang bisa dibersihkan punggung tangan dan sela-sela lebih sering tidak,” jelasnya. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya)