Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Cerita Perjuangan Dokter Melawan Virus Corona, Alami Kekhawatiran hingga Kekurangan APD

Tenaga medis kini menjadi garda terdepan negara dalam menangani wabah Covid-19.

Editor: Miftah
Riski Cahyadi/Tribun Medan
Petugas medis membawa Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19 ke dalam ruang infeksius RSUP Adam Malik, Medan, Sumatera Utara, Rabu (18/3/2020). 

Ia percaya jika yang maha kuasa akan selalu melindunginya beserta keluarga.

Namun M juga meyakini Tuhan juga memberikan dia akal dan pikiran untuk tetap menjaga diri, bukan hanya berserah belaka namun abai kepada kondisi sekitar.

“Harus punya hikmat, punya pikiran. Karena kan iman tanpa perbuatan adalah mati, sama saja seperti itu saja,” terang dia.

Petugas mengangkat jenazah pasien virus corona atau Covid-19 yang meninggal untuk dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (25/3/2020). Pemprov DKI Jakarta menyediakan dua taman pemakaman umum (TPU) untuk pasien virus corona (Covid-19) yang meninggal dunia, yakni TPU Tegal Alur dan TPU Pondok Ranggon. Tribunnews/Irwan Rismawan
Petugas mengangkat jenazah pasien virus corona atau Covid-19 yang meninggal untuk dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (25/3/2020). Pemprov DKI Jakarta menyediakan dua taman pemakaman umum (TPU) untuk pasien virus corona (Covid-19) yang meninggal dunia, yakni TPU Tegal Alur dan TPU Pondok Ranggon. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Fasilitas yang kurang

Banyaknya pasien yang berdatangan membuat M dan para tenaga medis lain harus bekerja keras.

Melayaninya pun tidak sembarangan.

Para dokter dan petugas yang lain harus menggunakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap, dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Terlebih jika ada beberap pasien mereka yang dinyatakan sebagai PDP.

Dengan cepat mereka harus menyediakan ruangan isolasi.

Tidak jarang mereka kekurangan ruang isolasi untuk menampung PDP.

Mau tidak mau, ruangan apapun disulapnya menjadi ruang isolasi.

“Kita sebenarnya hanya punya tiga ruang isolasi, satu ruangan itu berisi satu orang. Karena terdesak kita harus ambil keputusan buat ruangan lain. Seperti IGD kita sekarang jadi ruang isolasi,” katanya.

Selain kurangnya ruang isolasi, M juga mengalami permasalahan lain yakni kurangnya APD.

Mereka setiap harinya harus memakai APD lengkap selama masuk ke dalam ruang isolasi.

Ketika keluar ruangan isolasi, mereka harus melepaskan APD tersebut dan mengganti dengan yang baru.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved