Virus Corona
China Desak Amerika Serikat Berhenti Politisasi Covid-19
China meminta AS untuk mengelola bisnisnya sendiri dengan baik dan memainkan peran konstruktif dalam kerja sama internasional memerangi Covid-19.
TRIBUNNEWS.COM - China mendesak Amerika Serikat untuk berhenti mempolitisasi Covid-19.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang pada Senin (23/3/2020) dalam konferensi pers sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang dugaan yang belum lama ini dilontarkan AS.
Dilansir Xinhua, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China juga menambahkan, agar Amerika Serikat berhenti menstigmatisasi China terkait Covid-19.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada wartawan pada 21 Maret 2020, ia berharap China terbuka kepada pemerintahannya.
"Kami berharap, China akan memberi tahu kami lebih banyak tentang apa yang sedang terjadi di China, kata Presiden Donald Trump.
Sementara itu, Gedung putih dilaporkan meluncurkan rencana komunikasi di beberapa lembaga federal yang fokus menuduh China mengatur penutupan dan menciptakan pandemi global.

Baca: Kasus Infeksi Covid-19 di Perancis Dekati Angka 20.000
Baca: Suriah yang Dilanda Perang Saudara Kini Bersiap Lockdown Hadapi Covid-19
Lebih jauh, Geng Shuang mengatakan, pihak China telah memperhatikan laporan yang relevan dan menambahkan, Menteri Luar Negeri AS MIke Pompeo menuduh China, Rusia dan Iran melakukan kampanye disinformasi terkait pandemi Covid-19.
Geng Shuang menyebut tuduhan AS adalah fitnah.
Upaya China Tekan Covid-19
Upaya China telah dihargai oleh komunitas internasional, kata Geng.
Ia menyebut, orang-orang Cina telah habis-habisan untuk berjuang melawan Covid-19 dalam dua bulan terakhir dan memenangkan waktu berharga bagi negara-negara lain.
"Dengan pertukaran informasi rutin dengan WHO dan negara-negara lain termasuk Amerika Serikat sejak 3 Januari 2020, China mengumumkan penutupan dari dan keluar Wuhan pada 23 Januari 2020," kata juru bicara itu.
Pada 2 Februari 2020, pemerintah AS mengumumkan keputusannya untuk sepenuhnya melarang orang asing yang telah mengunjungi China dalam 14 hari terakhir untuk memasuki negara tersebut.
Baca: Pemimpin Tertinggi Iran Skeptis Amerika Serikat Tawarkan Bantuan Lawan Corona
Baca: China Usir Sejumlah Jurnalis Asal Amerika
Saat itu , hanya sekitar 10 kasus yang dikonfirmasi yang ditemukan.
Dalam 50 hari, jumlahnya meningkat menjadi sekitar 30.000, kata Geng.