Virus Corona
Yordania Izinkan Penggunaan Hidroksiklorokuin untuk Obati Covid-19
Badan Pengawas Obat dan Makanan Jordan mengizinkan dokter untuk menggunakan hydroxychloroquine beserta obat anti-virus sebagai pengobatan covid-19
TRIBUNNEWS.COM - Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Yordania mengizinkan dokter untuk menggunakan hidroksiklorokuin (hydroxychloroquine) beserta obat anti-virus sebagai pengobatan untuk covd-19.
Penggunaan obat tersebut diberikan kepada pasien covid-19 yang memiliki stadium lanjut.
Sebuah penelitian di Perancis belum lama ini menunjukkan, hidroksiklorokuin, obat malaria tersebut telah digunakan di seluruh dunia selama beberapa dekade.
Dilansir Al Jazeera, hydroxychloroquine mungkin bermanfaat apabila dikonsumsi dengan antibiotik untuk melawan infeksi covid-19.
Lebih lanjut, Kepala FDA Yordania, Dr Hayel Obeidat buka suara kepada Al Jazeera.
Ia mengatakan, organisasinya mengizinkan penggunaan hydroxychloroquine, Minggu (22/3/2020).
Baca: 6 Dokter di Indonesia Meninggal karena Corona, Maia Estianty Berduka, Ungkap Perjuangan Tim Medis
Baca: Jokowi Sebut Obat Klorokuin Digunakan Banyak Negara, Pasien Corona Sembuh
Dr Hayel menetapkan dasar hukum dan mengutip studi internasional di Amerika Serikat dan Eropa.
"Hydroxychloroquine seharunya hanya digunakan sebagai bagian dari protokol pengobatan dengan komponen anti-virus lainnya dengan pengawasan dokter," kata Dr Hayel.
"Ini bukan mekanisme pencegahan," tegasnya.
Dr Hayel menambahkan, perawatan harus penuh dengan pengawasan khususnya untuk pasien yang berada di tahap dua dari penyakit covid-19 dan menderita komplikasi serius.
Lebih jauh, Dr Hayel melarang penjualan hydroxychloroquine di apotek untuk mencegah orang menimbun obat dan merampas (obat) dari pasien yang benar-benar membutuhkannya.
Baca: DPD RI Apresiasi Pemerintah Jaga Pasokan Kebutuhan Masyarakat Akibat Covid-19
Baca: Sabrina Dhowre, Istri Idris Elda Positif Covid-19, Tanpa Ada Gejala
Keadaan Darurat
Menteri Kesehatan Dr Saad Jaber mengumumkan, 13 kasus baru dalam konferensi pers yang disiarkan televisi pada Minggu (22/3/2020) malam.
Jumlah total kasus infeksi di Yordania menjadi 112 orang.
Sekira 5.000 orang masih berada di karantina di bawah pengawasan pemerintah di hotel-hotel ibu kota Amman, daerah Laut Mati.