Virus Corona
Ma'ruf Amin Minta MUI Terbitkan Fatwa Salat Tanpa Wudu bagi Tenaga Medis yang Tangani Corona
Ma'ruf Amin meminta MUI dan Ormas Islam mengeluarkan fatwa salat tanpa wudu bagi petugas medis yang tangani corona.
TRIBUNNEWS.COM - Menyikapi adanya wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia, Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan organisasi masyarakat (ormas) Islam untuk mengeluarkan dua fatwa baru.
Satu di antaranya yakni mengenai kemudahan beribadah bagi petugas medis yang menangani pasien corona.
Untuk itu, Ma'ruf Amin pun meminta dikeluarkannya fatwa salat tanpa wudu bagi petugas medis yang harus mengenakan alat pelindung selama delapan jam saat tangani pasien corona.
"Ketika para petugas medis itu menggunakan pelindung diri, sehingga pakaiannya itu tidak boleh dibuka sampai 8 jam," kata Ma'ruf Amin dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube BNPB, Senin (23/3/2020) siang.
Baca: BREAKING NEWS: Wapres Ma’ruf Amin Ajak Ulama Taati Seruan Pemerintah soal Pencegahan Virus Corona
"Kemungkinan dia tidak bisa melakukan, kalau mau salat tidak bisa wudlu, tidak bisa tayamum, saya mohon ada fatwa misalnya tentang kebolehan orang salat tanpa wudlu, tanpa tayamum," lanjutnya.
Menurut Ma'ruf Amin, fatwa ini penting diterbitkan bagi para petugas medis supaya mereka memiliki ketenangan untuk tetap menjalankan ibadah.
"Ini menjadi penting sehingga mereka, para petugas, menjadi tenang," kata Ma'ruf Amin.
"Mungkin itu sudah terjadi ya, jadi harus ada fatwanya," tegas dia.
Selain itu, Ma'ruf Amin juga meminta MUI dan ormas Islam untuk mengeluarkan fatwa mengenai pemandian jenazah pasien corona.
Menurut Ma'ruf Amin, fatwa tersebut diperlukan sebagai antisipasi kurangnya tenaga medis maupun situasi yang sulit.
"Untuk antisipasi ke depan, saya juga meminta MUI dan Ormas Islam untuk mengeluarkan fatwa, kalau terjadi kesulitan mengurusi jenazah penderita corona ini karena kurang petugas medisnya atau karena situasi yang juga tidak memungkinkan, kemungkinan untuk tidak dimandikan misalnya," ungkap Ma'ruf Amin dalam konferensi pers yang disiarkan Youtube BNPB, Senin (23/3/2020) siang.
"(Saya) meminta untuk MUI dan Ormas Islam membuat fatwa supaya tidak ada kesulitan jika itu terjadi," sambungnya.
Dalam kunjungannya ke BNPB, Wapres Ma'ruf Amin juga memastikan persiapan penanggulangan sebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia.
Baca: Cerita Wanita Positif Corona, Miliki Gejala Berbeda, Sempat Tak Bisa Dengar, Merasakan & Mencium Bau
Menurut Ma'ruf Amin, pengorganisasian tingkat nasional dalam penanggulangan Covid-19 sudah cukup siap.
"Hari ini saya sengaja datang ke BNPB untuk mendengarkan penjelasan, untuk memastikan persiapan operasi dalam rangka penanggulangan Covid-19," tuturnya dalam konferensi pers yang ditayangkan Youtube BNPB, Senin siang.
"Dari penjelasan itu, saya mendapat gambaran bahwa dari segi pengorganisasian tingkat nasional sudah cukup siap, hanya perlu penyempurnaan-penyempurnaan," sambungnya.
Lebih lanjut, Ma'ruf Amin menyebutkan sudah terdapat perwakilan daerah yang terbentuk di 21 provinsi.
Ma'ruf Amin menegaskan, hal yang terpenting untuk dilakukan saat ini yaitu mensosialisasikan social distancing pada masyarakat, sebagai upaya pencegahan penularan virus corona.
"Tapi yang penting lagi bahwa perwakilan-perwakilan di daerah sudah terbentuk di 21 provinsi, nah yang penting sekarang adalah mendorong gugus tugas di provinsi yang diketuai oleh gubernur, bekerja untuk memberikan pencegahan berkembangnya penularan melalui sosialisasi tentang social distancing atau jaga jarak," kata Ma'ruf Amin.
"Sehingga masyarakat dapat memahami bahwa bahaya corona ini bila kita tidak bisa menjaga jarak, jadi ada upaya semacam itu," sambungnya.
Ma'ruf Amin menambahkan, kini upaya-upaya persiapan APD, peralatan tes Covid-19 sudah mulai tersedia.
"Sekarang sudah dilakukan distribusi ke berbagai daerah," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)