Virus Corona
Cegah Penyebaran Corona, Pemerintah Kota New Delhi India Umumkan Lockdown Hingga 31 Maret 2020
Pemerintah kota New Delhi, India mengumumkan penutupan New Delhi hinggal 31 Maret 2020 dalam rangka upaya mencegah penyebaran virus corona
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Pemerintah kota New Delhi, India mengumumkan penutupan New Delhi hinggal 31 Maret 2020 dalam rangka upaya mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.
Berdasarkan informasi yang dikeluarkan Kementerian luar negeri Indonesia (Kemlu RI), lewat Safe Travel Senin (23/3/2020), kebijakan pemerintah Kota New Delhi tersebut mulai diberlakukan Minggu (22/3/2020).
Otoritas New Delhi juga menutup semua penerbangan dan lalu lintas masuk ke kota New Delhi.
Hal tersebut juga berdampak pada penutupan seluruh toko di New Delhi.
Baca: Cegah Corona, PT KAI Batalkan 19 Perjalanan Kereta, Ini yang Harus Diperhatikan Calon Penumpang
Baca: Seorang Pilot Maskapai Indonesia Meninggal, Ini Kata Kemenhub
Baca: 2 Fatwa Baru yang Diminta Wapres, Salat Tanpa Wudu untuk Petugas Medis dan Memandikan Jenazah
"Dampak dari kebijakan tersebut adalah penutupan seluruh toko kecuali yang diperuntukan untuk bahan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya," demikian bunyi imbauan yang dikeluarkan Safe Travel Kemlu RI.
Kemlu RI mengeluarkan imbauan agar warga negara Indonesia (WNI) yang berencana berpergian ke India, khususnya kota New Delhi agar menunda perjalanan.
Adapun bagi WNI yang sedang berpergian ke Indka diharapkan segera mengatur kepulangan ke Indonesia sebelum terdapat kebijakan lebih lanjut yang menyulitkan WNI untuk kembali ke Indonesia.
Bagi WNI yang berada di India, dalam keadaan darurat Anda dapat menghubungi hotline KBRI New Delhi di nomor +918826590097 atau menekan tombol darurat pada aplikasi Safe Travel.
Hingga Senin (23/3/2020), pemerintah India telah mengkonfirmasi 418 kasus positif virus corona.
Beberapa wilayah di India juga telah mengumumkan kebijakan lockdown hingga akhir bulan Maret 2020.
Arab Saudi berlakukan jam malam
Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud mengumumkan perintah pemberlakuan jam malam di wilayah Arab Saudi guna memerangi virus corona.
Pengumumkan itu dikeluarkan lantaran di negeri minyak tersebut kasus positif virus corona mencapai 511 orang hingga Minggu kemarin.
Meskipun jumlah kasusnya terbilang tinggi, dilaporkan belum ada kasus kematian di Arab Saudi akibat Covid-19.
Dikutip dari Saudi Press Agency, Senin (23/3/2020), jam malam mulai berlaku hari ini, dari pukul 19.00 hingga 06.00 waktu setempat selama 21 hari ke depan.
Baca: Dampak Virus Corona, PSM Makassar Liburkan Pemain Hingga Akhir Maret
Baca: Wapres Ma’ruf Amin Minta MUI Keluarkan 2 Fatwa Terkait Pandemi Covid-19
Baca: Pemerintah DKI Jakarta Akan Beri Sanksi Pidana bagi Orang yang Memaksa Berkumpul saat Wabah Corona
Jam malam tidak berlaku bagi karyawan yang bekerja di sektor tertentu seperti pekerja di sektor keamanan, militer, media, dan kesehatan.
Otoritas setempat mendesak agar seluruh warga dapat tinggal di rumah dan tidak melakukan kegiatan di luar rumah kecuali mendesak.
Kebijakan tersebut diambil sebagai upaya menekan jumlah kasus positif Covid-19.
Nantinya, aturan jam malam itu akan diawasi Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi dan pihak militer.
Pemerintahan Raja Salman sebelumnya telah mengeluarkan sejumlah aturan untuk mencegah penyebaran covid-19.
Mulai dari penangguhan kegiatan umrah, wisata, dan ziarah ke dua kota suci Mekah dan Madinah, melarang masuk sementara warga negara asing dari 50 negara lebih yang memiliki kasus terinfeksi virus corona, hingga meniadakan kegiatan salat berjamaah di seluruh masjid.
Otoritas setempat juga menutup seluruh toko-toko, selain apotek dan toko kebutuhan dasar, serta menangguhkan penerbangan domestik dan transportasi umum dalam negeri seperti kereta, bus, dan taxi.
Angka kasus corona
Perkembangan terbaru virus corona hingga 23 Maret 2020, pasien yang telah sembuh di seluruh dunia mencapai 98.330 orang.
Hal itu sejalan dengan bertambahnya korban meninggal yang mencapai 14.641 orang.
Kabar terbaru ini menambah angka jumlah pasien terinfeksi yang tembus angka 335.997 kasus di seluruh dunia.
Laporan data dari John Hopkins University, Senin (23/3/2020) ini juga menyebut virus corona telah menyebar ke 158 negara di bumi.

Gejala Virus Corona
Lantaran corona sudah menjadi wabah, penting bagi kita untuk mengetahui apa saja gejala awal infeksi virus corona dari hari ke hari.
Tak lain agar kita bisa mendapat penanganan yang benar dan tak menulari orang lain jika benar-benar positif virus corona.
Berikut gejala awal infeksi virus corona dari hari ke hari, sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari dailymail.co.uk, Rabu (18/3/2020):
Hari 1:
Pasien akan mengalami demam, kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering.
Sebagian kecil dari mereka mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya.
Hari 5:
Pasien mengalami kesulitan bernapas atau yang dikenal sebagai dispnea.
Terlebih bagi pasien yang berusia lanjut atau telah memiliki riwayat penyakit lain sebelumnya.
Hari 7:
Pada hari ke-tujuh, pasien menunjukkan tanda-tanda kesulitan bernapas.
Ini adalah waktu rata-rata pasien dirawat di rumah sakit.
Pasien yang memiliki tanda peringatan darurat untuk COVID-19 seperti nyeri yang terus-menerus, napas pendek dan bibir atau wajah kebiruan, harus mendapatkan perawatan medis.
Baca: UPDATE Corona di Dunia, Pasien Positif Covid-19 Capai 219.345
Dalam studi lain, pada hari ke-7, gejala yang dialami sebagian besar pasien - sekitar 85 persen - mulai berkurang.
Mereka bisa saja keluar dari isolasi.
Bila Anda tinggal bersama orang lain atau satu dari mereka memiliki gejala virus corona, maka semua anggota rumah harus tinggal di rumah.
Mereka tidak boleh meninggalkan rumah selama 14 hari.
Periode 14 hari dimulai dari hari saat orang pertama dirawat di rumah sakit.
Hari 8:
Pasien dengan kasus yang parah akan mengalami sindrom gangguan pernapasan akut.
Paru-paru tidak dapat memberikan oksigen yang cukup bagi organ vital di tubuh.
Demikian menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok.
Hari 10:
Pasien dengan masalah pernapasan yang memburuk akan dimasukkan ke unit perawatan intensif alias ICU pada hari ke-10.
Dalam studi kedua di Wuhan, China diketahui, masa perawatan di rumah sakit selama 10 hari.
Hari 12:
Demam cenderung berakhir pada hari ke-10, demikian menurut studi di Wuhan
Durasi rata-rata demam yang merupakan tanda awal COVID-19 sekitar 12 hari.
Namun, kondisi batuk yang terkait dengan penyakit ini bertahan lebih lama.
Pada pasien virus corona yang berhasil sembuh, kesulitan bernapas akan akan berhenti setelah 13 hari.
(Tribunnews.com/Yulis/Wahyu GP/ Sri Juliati)