Virus Corona
Belajar dari Italia: Remehkan Corona, Kini Jadi Negara Pertama dengan Jumlah Kematian Terbanyak
Pandemi global virus corona atau Covid-19 bagaikan pukulan telak pada salah satu negara Eropa, Italia.
TRIBUNNEWS.COM - Pandemi global virus corona atau Covid-19 bagaikan pukulan telak pada salah satu negara Eropa, Italia.
Tidak butuh waktu lama virus ini menyebar, Italia telah mengantongi 59.138 kasus infeksi Covid-19.
Bahkan berkali-kali jumlah kasus dan kematian mengalami lonjakan di Negeri Menara Pisa ini.
Seperti halnya yang tercatat dalam The Wuhanvirus.
Baca: Tak Persiapkan Keamanan Paramedis dari Awal, 3.300 Staf Medis Italia Terjangkit Covid-19
Baca: RS di Italia Kekurangan Ventilator, Pasien Covid-19 Usia di Atas 60 Tahun akan Direlakan Meninggal
Beberapa waktu lalu, Italia mengalami lonjakan angka kematian yang mengerikan, yakni 793 dalam sehari.
Fakta ini didukung dengan kabar betapa kewalahannya petugas pemakaman hingga pemerintah mengerahkan militer untuk mengurusi jenazah-jenazah tersebut.
Seakan ada Wuhan di Italia, sejak mewabahnya virus corona ini, Italia sudah dijuluki demikian.
Bahkan menyandang predikat sebagai episentrum wabah Covid-19 di Benua Eropa.
Betapa tidak, Italia memang sejak lama sudah bertengger di urutan kedua infeksi dan kematian terbesar setelah China.
Melansir ABC News, pada (19/3/2020) beberapa waktu lalu beredar video yang berisi pesan dari warga Italia yang sedang menjalani isolasi.
Baca: Kapan Pandemi Corona Akan Berakhir? Simak Penjelasan Para Ahli
Baca: BRI Bantu Sarana Penunjang Untuk RS Corona Wisma Atlet Kemayoran
Pembuat film lepas, Olmo Parenti yang mengawaki adanya video ini.
Dia terpanggil dengan masifnya angka-angka korban Covid-19 di Italia.
Sehingga dia ingin menyerukan pesan kepada orang-orang di belahan dunia lain agar serius menghadapi virus corona.
Parenti meminta orang-orang Italia merekam diri mereka sendiri dan bercerita tentang harapan mereka.
Selain itu juga apa yang mereka pikirkan beberapa hari yang lalu, dan saat mengetahui keadaan pasca lockdown ini.
"Saya yakin Anda pernah mendengar tentang Coronavirus. Dan saya yakin Anda meremehkannya," kata seorang wanita di video tersebut, merujuk pada dirinya sendiri.
"Ya, karena infeksi di Italia akan terus meningkat, membuktikan kepada Anda ini semua bukan 'sapi jantan' seperti yang Anda kira," kata yang lain.
"Aku mengolok-olok seseorang yang menggunakan masker," ujar salah satu wanita yang tengah mengenakan masker di video tersebut.
Baca: Pasien Corona Dijadwalkan Tiba Sore Ini di Wisma Atlet Kemayoran, Begini Prosedur yang Akan Dilalui
Baca: Menaker Ajak Pelaku Industri Pariwisata Hadapi Dampak Corona
Parenti ingin menyampaikan pesan ini khususnya untuk warga Perancis dan Amerika Serikat.
Dia khawatir orang-orang di sana tidak menganggap serius wabah asal China ini .
"Hingga sembilan, 10 hari yang lalu, kami masih melakukan hal yang sama (biasa)," kata Parenti, yang tinggal di Milan.
"Kami pergi ke luar berkata, 'Ini hanya flu. Kami mengerti lantas mengapa kita harus khawatir?'"
"Tetapi masalahnya, kami tidak menyadari betapa sedikitnya yang kami tahu," ungkapnya.

Baca: Daftar Wilayah Sebaran Virus Corona di Indonesia Senin (23/3/2020), Ada 1 Kasus Baru di Maluku Utara
Baca: Viral Suami Ceritakan Istri Bertaruh Nyawa Tangani PDP Corona, Warganet Apresiasi Antar Makan ke RS
Anggapan meremehkan seperti itu menurut Parenti kini seakan menjadi bumerang.
Sebab orang-orang Italia membuat asumsi yang saat ini membuat tidak hanya diri sendiri yang terancam, tetapi juga orang lain.
Saat menggarap video tersebut, Parenti juga bekerjasama dengan "A Thing By".
Dia mendapat ratusan video untuk proyek sederhana ini, dan dia mengeditnya dalam waktu semalam saja.
"Apa yang terjadi jauh lebih buruk daripada yang kamu duga," kata seorang wanita bernama Paola Costa dalam video itu.
Baca: Ikatan Dokter Indonesia Umumkan 6 Dokter yang Menangani Wabah Corona Meninggal Dunia
Baca: Arab Saudi Terapkan Jam Malam Selama 21 Hari Untuk Tekan Penyebaran Virus Corona
"Kamu akan menyadari bahwa meski hanya bisa menghirup udara di rumahmu sendiri, itu adalah sesuatu yang seharusnya kamu syukuri."
Seorang perawat wanita yang bekerja di rumah sakit Italia mengaku kini harus menghadapi shift yang mengerikan.
"Kami menganggapnya enteng," tambah perawat itu.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)