Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

APD Bagi Tenaga Medis Minim, Kabareskrim Perintahkan Seluruh Jajaran Reserse Lakukan Cek Lapangan

‎Kabareskrim Komjen Pol Listyo Sigit bergerak cepat menyelidiki minimnya stok Alat Pelindung Diri (APD) di tengah terus bertambahnya pasien corona.

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/Igman Ibrahim
Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Kabareskrim Komjen Pol Listyo Sigit bergerak cepat menyelidiki minimnya stok Alat Pelindung Diri (APD) di tengah terus bertambahnya pasien virus corona atau Covid-19.

Hal tersebut dilakukan karena di sejumlah daerah, banyak para dokter dan tenaga medis yang kesulitan mendapat APD sehingga terpaksa menggunakan jas hujan plastik.

"Seluruh jajaran reserse di wilayah sudah saya minta untuk turun dan mengecek langsung ke lapangan," ucap Listyo kepada Tribunnews.com, Senin (23/3/2020).

Jenderal bintang tiga ini menambahkan satuan reserse diminta menyambangi perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan APD untuk mengetahui akar masalahnya.

Baca: Hasil Rapid Test Negatif, Jubir COVID-19: Itu Tidak Memberikan Jaminan

Baca: Viral Suami Ceritakan Istri Bertaruh Nyawa Tangani PDP Corona, Warganet Apresiasi Antar Makan ke RS

Baca: Dampak Pandemi Corona, PSIS Semarang Liburkan Skuat Selama Tiga Hari

"Saya minta cek ke perusahaan yang memproduksi ataupun mendistribusikan APD untuk mengetahui permasalahan yang terjadi sehingga terjadi kekurangan," kata mantan Kapolda Banten itu.

Diketahui sejak merebaknya virus corona di masa reses, Komisi III DPR RI menerima komplain dan keluhan dari para dokter serta tenaga medis di banyak daerah yang kesulitan mendapatkan berbagai APD.

Padahal APD ini sangat penting dalam menjalankan tugas para dokter dan tenaga medis sebagai garda terdepan penanggulangan penanganan wabah virus corona di daerah.

Komisi III meminta Polri bekerja sama dengan PPNS dari Kementerian Perdagangan untuk turun menyelidiki apa yang dikeluhkan oleh para tenaga medis dan rumah sakit.

Total Pasien Positif Covid-19 Jadi 579 Orang

Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19) Achmad Yurianto mengungkap data terbaru pasien positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia menjadi 579 pasien.

Achmad Yurianto mengatakan terdapat penambahan jumlah pasien positif sebanyak 65 orangn hingga Senin (23/3/2020) siang.

"Ada penambahan kasus baru sebanyak 65 orang yang terdiri dari berbagai provinsi yang bisa kita lihat di tabel, sehingga total kasus pada hari ini menjadi 579 kasus," kata Achmad Yurianto di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (23/3/2020).

Baca: Ditutup Melemah, Rupiah Sentuh Level Rp 16.575 per Dolar AS

Acmad Yurianto pun menjelaskan pasien positif tersebut tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia.

Sebelumnya, pada Minggu (22/3/2020) tercatat ada 64 kasus positif baru virus corona (Covid-19).

Dengan ada tambahan tersebut, kini total terdapat 514 kasus corona di Indonesia.

Berdasarkan data sebaran yang diterima Tribun, dari 64 kasus positif tersebut 40 di antaranya berada di DKI Jakarta.

Sehingga, total terdapat 307 kasus corona di Jakarta.

Lalu 4 kasus positif di Jawa Barat sehingga total 59, Jawa Tengah tambahan 1 orang positif corona jadi totalnya ada 15 pasien.

Baca: Cegah Corona, Panti Pijat di Semarang Diminta Ditutup, Kalau Ada yang Buka, Laporkan ke Kami

Jawa Timur bertambah 15 kasus sehingga total menjadi 41.

Sementara itu Kalimantan Selatan 1 kasus, dan merupakan kasus pertama di Wilayah tersebut.

Maluku 1 kasus dan Papua 2 kasus, dan merupakan kasus pertama di dua wilayah tersebut.

"Data ini kami berikan kepada kepala dinas kesehatan provinsi untuk kemudian dilanjutkan ke RS bagi kepentingan layanan perawatan rumah sakit dan kemudian diberikan kepada dinas dalam kepentingan melaksanakan contact tracing," kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers, Minggu (22/3/2020).

Gejala Virus Corona

Lantaran corona sudah menjadi wabah, penting bagi kita untuk mengetahui apa saja gejala awal infeksi virus corona dari hari ke hari.

Tak lain agar kita bisa mendapat penanganan yang benar dan tak menulari orang lain jika benar-benar positif virus corona.

Berikut gejala awal infeksi virus corona dari hari ke hari, sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari dailymail.co.uk, Rabu (18/3/2020):

Hari 1:

Pasien akan mengalami demam, kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering.

Sebagian kecil dari mereka mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya.

Hari 5:

Pasien mengalami kesulitan bernapas atau yang dikenal sebagai dispnea.

Terlebih bagi pasien yang berusia lanjut atau telah memiliki riwayat penyakit lain sebelumnya.

Hari 7:

Pada hari ke-tujuh, pasien menunjukkan tanda-tanda kesulitan bernapas.

Ini adalah waktu rata-rata pasien dirawat di rumah sakit.

Pasien yang memiliki tanda peringatan darurat untuk COVID-19 seperti nyeri yang terus-menerus, napas pendek dan bibir atau wajah kebiruan, harus mendapatkan perawatan medis.

Baca: UPDATE Corona di Dunia, Pasien Positif Covid-19 Capai 219.345

Dalam studi lain, pada hari ke-7, gejala yang dialami sebagian besar pasien - sekitar 85 persen - mulai berkurang.

Mereka bisa saja keluar dari isolasi.

Bila Anda tinggal bersama orang lain atau satu dari mereka memiliki gejala virus corona, maka semua anggota rumah harus tinggal di rumah.

Mereka tidak boleh meninggalkan rumah selama 14 hari.

Periode 14 hari dimulai dari hari saat orang pertama dirawat di rumah sakit.

Hari 8:

Pasien dengan kasus yang parah akan mengalami sindrom gangguan pernapasan akut.

Paru-paru tidak dapat memberikan oksigen yang cukup bagi organ vital di tubuh.

Demikian menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok.

Hari 10:

Pasien dengan masalah pernapasan yang memburuk akan dimasukkan ke unit perawatan intensif alias ICU pada hari ke-10.

Dalam studi kedua di Wuhan, China diketahui, masa perawatan di rumah sakit selama 10 hari.

Hari 12:

Demam cenderung berakhir pada hari ke-10, demikian menurut studi di Wuhan

Durasi rata-rata demam yang merupakan tanda awal COVID-19 sekitar 12 hari.

Namun, kondisi batuk yang terkait dengan penyakit ini bertahan lebih lama.

Pada pasien virus corona yang berhasil sembuh, kesulitan bernapas akan akan berhenti setelah 13 hari.

(Tribunnews.com/Yulis/Wahyu GP/ Sri Juliati)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved