Virus Corona
Wisma Atlet Siap untuk Rawat Pasien Corona Mulai Senin Besok, Ini Penjelasannya
Wisma Atlet Kemayoran akan digunakan untuk menangani pasien virus corona dengan gejala ringan mulai Senin, (23/3/2020).
Nantinya tower 6 dan 7 akan digunakan sebagai rumah sakit darurat.
Kemudian, tower 3 untuk petugas medis, serta tower 1 untuk gugus tugas, satgas, serta relawan.
"Kapasitas masing-masing (tower) 24 lantai sekitar 650 unit untuk satu tower."
"Rata-rata mudah-mudahan (bisa menampung) 22.000 (orang) total," ujar Basuki.

Digunakan untuk Pasien Gejala Ringan
Diberitakan sebelumnya, Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto menyampaikan, Wisma Atlet Kemayoran akan digunakan untuk merawat pasien positif corona dengan gejala yang ringan.
Nantinya pihak rumah sakit yang akan menentukan apakah pasien tersebut akan dipindahkan ke Wisma Atlet Kemayoran atau tidak.
Baca: Erick Thohir Pastikan BUMN Dukung Pengadaan Obat-obatan dan APD di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran
Baca: Wisma Atlet dan Hotel BUMN Disiapkan untuk Pasien Positif Corona
Sementara itu, pasien positif corona dengan gejala berat, akan tetap dirawat di rumah sakit.
Pasalnya, Wisma Atlet tidak memiliki ruangan untuk perawatan intensif (ICU).
"Bagi yang gejalanya ringan di rumah sakit, bisa digeser ke sini, sehingga rumah sakit bisa fokus untuk menangani pasien-pasien yang kondisinya berat."
"Pasien positif yang gejalanya ringan, bisa didorong ke Wisma Atlet ini," ujar Terawan, dikutip dari siaran langsung YouTube Kompas TV, Minggu (22/3/2020).

Ia menyampaikan, pemerintah telah menyiapkan ruangan perawatan yang cukup di Wisma Atlet Kemayoran.
"Kita menyiapkan ribuan kamar yang digunakan untuk merawat mereka yang sakit ringan itu dengan baik," katanya.
Baca: Wisma Atlet Kemayoran Mulai Tampung Pasien Corona Senin Besok
Baca: Empat Tower Wisma Atlet Kemayoran Dirombak untuk Penanganan Corona
Namun, untuk pasien harus datang ke rumah sakit dulu dan akan diseleksi apakah akan dirawat di rumah sakit atau di Wisma Atlet.
"Kalau langsung ke sini, harus ada pemeriksaannya, bukan hanya rapid test."
"Kalau tidak, penularannya kemana-mana, jadi rumah sakit yang akan mendorong ke sini, mana yang bisa di rawat di sini," jelas Terawan.
"Karena membangun ICU di sini tidak mungkin, terlalu besar, jadi rumah sakit bisa memisahkan mana yang akan dirawat di sini," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim/Hilda B)