Virus Corona
Mulai Selasa 24 Maret 2020, Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi Jadi Lokasi Rapid Test Virus Corona
Stadion Patriot Chandrabaga Kota Bekasi menjadi lokasi rapid test untuk virus Corona atau COVID-19.
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Stadion Patriot Chandrabaga Kota Bekasi menjadi lokasi rapid test untuk virus Corona atau COVID-19.
Hal itu dikatakan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, kepada awak media di Stadion Patriot Chandrabhaga, Kota Bekasi, Minggu (22/3/2020).
Saat itu, Ridwan Kamil juga melakukan pengecekan kesiapan di lokasi rapid test virus corona di stadion tersebut.
Ridwan Kamil mengatakan, rapid test atau tes massal tahap pertama untuk virus corona atau coronavirus akan digelar Selasa (24/3/2020).
Tes massal Corona di Stadion Patriot Candrabaga Kota Bekasi tidak hanya untuk wilayah Kota Bekasi, melainkan juga untuk Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang.
Menurut Ridwan Kamil, alat untuk melakukan rapid test itu belum datang. Diperkirakan, alat tersebut ada pada Senin (23/3/2020).
Oleh karena itu, penyelenggaraan tes massal akan dilakukan Selasa atau Rabu mendatang.
Rapid test atau tes massal virus Corona pada tahap pertama hanya dikhususkan untuk 50 orang terdekat dari pasien positif virus corona.

Kemudian Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan 50 orang terdekat dari ODP serta Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan 50 orang terdekat dari PDP.
"Karena teori kesehatan mengatakan, potensi ada di sana orang terdekat dan yang pernah kontak," ucap Kang Emil---sapaan Ridwan Kamil.
Selain itu, pada tahap pertama rapid test, kata Ridwan Kamil, orang yang profesinya banyak berinteraksi dengan masyarakat seperti lurah, camat maupun tokoh agama.
"Nanti setelah tahap satu selesai masuk ke tahap dua seiring datang alatnya lebih banyak," ucapnya lagi.
Untuk tahap kedua ini, Ridwan Kamil belum bisa memastikan jadwalnya.
Rapid test virus corona tahap kedua ini untuk warga yang melaporkan ingin dites. Meski begitu, mereka akan tetapi harus diverifikasi terlebih dahulu karena tidak semua bisa dilakukan dalam tes massal COVID-19.
"Yang terpenting adalah tidak bisa semua dites karena tidak mungkin. Di Korsel (Korea Selatan--Red) saja ada 45 juta penduduk dan paling canggih tes massalnya, tapi hanya 200.000 yang dites," katanya.