Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Masalahkan Penularan, Anies: Kalau 100.000 Pasien seperti China, Mau Dirawat di Mana?

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku lebih mengkhawatirkan soal cepatnya penularan virus corona, bukan seberapa mematikan virus tersebut.

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Tiara Shelavie
Chaerul Umam/Tribunnews.com
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku lebih mengkhawatirkan soal cepatnya penularan virus corona, bukan seberapa mematikan virus tersebut.

Pasalnya, pihak kesehatan menyebut peluang kematian dari virus corona memang jauh lebih rendah dibandingkan dengan kecelakaan dan penyakit kanker.

Anies kemudian menyinggung soal kesiapan Indonesia dalam menghadapi Covid-19 dengan penularan yang begitu cepat itu.

Dilansir Tribunnews.com, hal ini diungkapkan Anies dalam tayangan YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (17/3/2020).

Anies menjelaskan beberapa fase yang ia tempuh untuk menghindari penyebaran virus corona di Jakarta, di antaranya fase III di mana mulai melibatkan publik.

Ia mengingatkan bahwa seharusnya masyarakat bukan fokus pada betapa mematikan dampak corona, melainkan betapa cepat penyebarannya.

"Pada fase ini kita harus membangun kesadaran publik bahwa masalah yang kita hadapi bukan sekadar soal penyakitnya," ujar Anies.

Anies menyebut peluang kematian karena corna rendah jika dibandingkan kecelakaan hingga penyakit kanker.

"Kalau soal penyakitnya saja, kita semua tahu, teman-teman dari dokter menceritakan case fatality rate-nya 3-4 persen," kata Anies.

"Artinya kalau dari 100 kasus, maka yang mungkin meninggal 3-4 orang," sambungnya.

Baca: Sejak Februari Anies Sudah Perintahkan Gaji dan Tunjangan Pegawai yang Diisolasi Tetap Dibayar Utuh

Baca: Anies Persiapan Hadapi Corona sejak Januari, Gerak Cepat dan Sempat Harap Virus Tak Masuk ke Jakarta

Yang dikhawatirkan oleh Anies adalah kurangnya kesadaran masyarakat soal penularan corona.

"Yang unik dari persoalan ini adalah dia terjadi serempak, karena masalahnya penyebarannya, penularannya," ungkap Anies.

Anies mengibaratkan jika kasus di Indonesia sama seperti di China dengan korban ratusan ribu, maka kesiapan fasilitas kesehatan dipertanyakan.

"Jadi ini dari sisi public policy, bila kasus ini berkembang, bukan nanti yang meninggal sedikit, tapi bila seperti di Wuhan, ada 10.000 orang mendadak sakit," ujar Anies.

"Bahkan di Tiongkok bisa lebih dari 100.000 orang mendadak sakit, pertanyaannya, mau dirawat di mana?" tuturnya,

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved