Teknologi AR Bantu Pebisnis UKM Jangkau Pasar Anak Muda
Teknologi AR ini untuk disematkan pada kemasan produk agar bisa menjadi platform storytelling interaktif dengan cara memindai kemasan
Penulis:
Choirul Arifin
Editor:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemanfaatan teknologi augmented reality atau AR makin meluas di berbagai sektor industri.
Bagi pebisnis kecil dan menengah (UKM), pemanfaatan teknologi AR membuka peluang baru bagi mereka untuk menjangkau pasar lebih luas termasuk generasi Milenial dan Gen Z yang mengutamakan keaslian merek dan interaksi yang menarik.
untuk membagikan cerita mereka ke dunia tanpa memerlukan anggaran pemasaran yang besar.
Pendek kata, teknologi ini membantu menjembatani produsen lokal dengan pasar yang lebih luas.
Hovarlay, perusahaan teknologi berbasis di Singapura, memperkenalkan pemanfaatan teknologi AR ini untuk disematkan pada kemasan produk agar bisa menjadi platform storytelling interaktif.
Kemudian, dengan memindai kemasan menggunakan kamera ponsel pintar, konsumen dapat mengakses beragam konten digital seperti perjalanan produk dari sumber hingga ke rak toko, video di balik layar para pembuatnya, tips penggunaan hingga program loyalitas.
Baca juga: Fitur Baru di Instagram: Pengguna Bisa Repost Konten, Bagikan Lokasi, dan Orang Tua Bisa Pantau Anak
Menurut Brian Tay, Co-Founder & CEO Hovarlay, strategi ini menarik diadopsi oleh perusahaan atau pebisnis di Indonesia yang memiliki merek heritage agar tetap relevan dinamika pasar dan bisa menjangkau konsumen anak muda.
“Setiap produk memiliki cerita yang layak untuk dibagikan, dan di Indonesia, banyak dari cerita ini berakar pada puluhan tahun warisan, budaya dan keterampilan tangan,” ujar Brian Tay dikutip Rabu, 3 September 2025.
"Dengan memadukan tradisi dan teknologi AR mutakhir, kami membantu merek Indonesia mempertahankan warisan mereka, menonjol di pasar yang padat, dan terhubung secara emosional dengan konsumen masa kini yang mengutamakan pengalaman," ungkap Brian.
Dia menuturkan pihaknya pernah membantu sebuah merek pasta gigi terkenal asal Indonesia, dengan memanfaatkan teknologi AR saat akan menggarap pasar Singapura.
Melalui teknologi AR, merek tersebut bisa menampilkan immersive AR storytelling, edukasi produk dan pengalaman interaktif.
Brian menjelaskan, berbeda dengan kode QR biasa, pihaknya fokus pada narasi merek yang imersif dan perjalanan konsumen. Menurutnya, konten AR ini tidak hanya memperkuat identitas merek, tetapi juga mendorong pembelian ulang dan mendukung keberlanjutan dengan mengurangi ketergantungan aktivitas promosi cetak.
Di Indonesia, pihaknya memperkenalkan teknologi ini di event Indonesia Retail Summit & Expo (IRSE) 2025 yang berlangsung pada 27–28 Agustus 2025 di PIK Avenue. Harapannya, teknologi ini bisa mendorong pertumbuhan berkelanjutan di sektor ritel.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.