Senin, 29 September 2025

Literasi Keuangan yang Memadai Cegah Anak Muda dari Risiko Belanja Impulsif dan Utang Konsumtif

Kemampuan mengelola keuangan di kalangan anak muda harus bagus di tengah godaan budaya konsumtif yang sangat kuat.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Tribunnews/Eko Sutriyanto
LITERASI FINANSIAL - Founder FinHope, Alicia Caitlyn Susanto saat kegiatan Welcoming Freshmen untuk mahasiswa baru di kampus Universitas Bunda Mulia (UBM) Tangerang, belum lama ini. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Generasi muda perlu memiliki literasi keuangan yang memadai di tengah perubahan ekonomi dan pesatnya perkembangan teknologi digital sekaligus melindungi mereka dari risiko kesulitan finansial di kemudian hari.

Founder FinHope, Alicia Caitlyn Susanto mengatakan, godaan konsumsi saat ini begitu kuat baik melalui media sosial maupun tren belanja daring. Karena itu kemampuan mengelola keuangan di kalangan anak muda harus bagus.

"Tanpa keterampilan finansial yang memadai, generasi muda berpotensi terjebak dalam pola pengeluaran impulsif, utang konsumtif, hingga minimnya persiapan dana darurat," kata ujar Alicia di kegiatan Welcoming Freshmen Universitas Bunda Mulia (UBM) Tahun Ajaran 2025/2026 dikutip, Rabu (13/8/2025).

Dikatakannya, transisi dari dunia pelajar saat di bangku SMA ke dunia kuliah sering kali membuat mahasiswa menghadapi dilema antara keinginan dan kebutuhan.

"Karena itu, membentuk kebiasaan finansial yang sehat sejak awal sangatlah penting,” ujar Alicia.

Program yang dikemas interaktif ini memadukan teori dan simulasi praktis, sehingga mahasiswa baru dapat memahami konsep dasar pengelolaan keuangan pribadi, menyusun anggaran sesuai kebutuhan, serta mengenali peluang dan risiko di era keuangan digital.

Selain berbagi pengetahuan, kegiatan ini juga mendorong pembentukan pola pikir finansial yang bertanggung jawab, termasuk membiasakan menabung, berinvestasi secara cerdas, dan memanfaatkan teknologi finansial dengan bijak.

Secara terpisah, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menegaskan pentingnya literasi keuangan digital sebagai langkah awal perlindungan diri dari risiko kejahatan keuangan.

“OJK terus melakukan berbagai upaya perlindungan konsumen, namun yang paling utama adalah perlindungan dari diri sendiri. Masyarakat perlu aktif belajar agar mampu membedakan mana layanan keuangan yang sah dan mana yang menipu, terlebih di era digital saat ini,” kata Friderica.

Baca juga: Penetrasi Masih Rendah, Literasi Keuangan Syariah Digenjot ke Kalangan Mahasiswa

Dinkesempatan yang sama, FinHope mengumumkan lima pemenang FinHope Essay Contest bertema Financial Planning for Tomorrow: Your Smart Steps After High School dan mendapatkan beasiswa kuliah hingga 100 persen.

Selain fokus pada edukasi, FinHope juga menunjukkan kepedulian sosial melalui program kemanusiaan di Maumere, Nusa Tenggara Timur, dengan membangun kembali 100 rumah layak huni bagi masyarakat kurang mampu.

Baca juga: Literasi Keuangan Perlu Diajarkan Sejak Anak Masih Kecil, Demi Proteksi Diri

“Membangun rumah di Maumere bukan hanya menyediakan tempat tinggal, tapi juga mengembalikan harapan dan martabat keluarga yang membutuhkannya,” tegas Alicia.

FinHope adalah sebuah organisasi non-profit yang didirikan oleh Alicia Caitlyn Susanto untuk meningkatkan literasi keuangan kaum muda Indonesia. Tujuannya, agar mereka bisa membuat keputusan keuangan yang cerdas, berinvestasi secara bijak, serta memupuk semangat kewirausahaan sosial.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan