Senin, 29 September 2025

GIIAS 2025

Awal Mula Mie Instan Indonesia Bisa Mendunia Hingga ke India dan Nigeria

Cita rasa mie instan Indonesia yang enak membuatnya disukai di banyak negara termasuk India dan Nigeria.

|
handout
KISAH MIE INSTAN RI MENDUNIA - Menteri Perdagangan Budi Santoso saat berdiskusi bersama diaspora Indonesia di Congress of Indonesian Diaspora ke-8 (CID-8) yang diselenggarakan oleh Indonesian Diaspora Network (IDN) Global di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Jumat (1/8/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Popularitas mie instan Indonesia bersaing dengan mi instan produksi negara lain seperti Jepang dan Korea. Cita rasa mie instan Indonesia yang enak membuatnya disukai di banyak negara termasuk India dan Nigeria.

Menteri Perdagangan Budi Santoso bercerita, popularitas mie instan Indonesia di luar negeri tak lepas dari peran para pekerja migran Indonesia (PMI) dan diaspora yang bekerja dan tinggal di luar negeri.

Mereka membawa makanan ini dan secara alamiah memperkenalkannya kepada masyarakat lokal.

"Awalnya mi instan ini dikonsumsi oleh PMI lalu dikenalkan kepada keluarga tempat mereka bekerja," kata Budi saat berdiskusi bersama diaspora Indonesia di Congress of Indonesian Diaspora ke-8 (CID-8) yang diselenggarakan Indonesian Diaspora Network (IDN) Global di IKN Kalimantan Timur, dikutip Minggu (3/8/2025).

"Anak-anak majikan yang tadinya sekadar mencoba, lama-kelamaan menyukai rasa mie Indonesia," jelasnya. Dari situ, produk mi instan Indonesia tumbuh kuat dan dikenal luas ke berbagai negara hingga ke Afrika.

Budi mengajak diaspora Indonesia di luar negeri yang merupakan pelaku usaha, menjadi importir produk Indonesia.

Ia ingin diaspora Indonesia di seluruh dunia untuk turut mendorong peningkatan ekspor nasional melalui peran aktif sebagai importir dan promotor produk-produk dalam negeri.

"Melalui sinergi dengan diaspora di berbagai negara, kita dapat terus mendorong peningkatan ekspor dan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sesuai dengan target program pemerintah," ujar Budi.

Kolaborasi bersama diaspora Indonesia juga diyakini dapat menjadi strategi pemasaran yang efektif bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang ingin mengekspor produknya.

Kemendag memiliki program fasilitas penjajakan kerja sama bisnis (business matching) yang mempertemukan diaspora dengan pelaku UMKM dalam negeri.

Baca juga: 20 Sup Terenak di Dunia 2025, Soto Betawi Raih Posisi ke-2

Dalam kegiatan ini, diaspora yang menjadi importir dapat langsung berinteraksi dengan UMKM yang didampingi oleh perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri.

Para diaspora bisa bergabung di Export Center atau kantor perwakilan perdagangan Kemendag seperti Atase Perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC).

Baca juga: 10 Negara yang Konsumsi Mi Instan Terbanyak di Dunia 2025, Indonesia Sabet Posisi Kedua

"Asal ada komitmen menjadi buyer atau mencarikan buyer, kami akan bantu mencarikan suplai dari UMKM di Indonesia. Kami percaya, kerja sama dengan diaspora akan semakin memperkuat keberlanjutan ekspor kita," ucap Budi.

Peran diaspora sebagai mitra UMKM dipercaya akan memudahkan proses ekspor karena kedekatan budaya, bahasa, dan jejaring yang sudah dimiliki.

Budi berharap sinergi ini dapat mempercepat  pertumbuhan ekspor nasional dan mendukung pencapaian target pembangunan ekonomi Indonesia.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan