Selasa, 7 Oktober 2025

Sinergi Kampus dan Industri Jadi Kunci Indonesia Emas 2045

Indonesia menyimpan potensi besar untuk memajukan sektor pendidikan dan industri secara bersamaan.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
handout
PENGEMBANGAN SEKTOR PENDIDIKAN - Tokoh industri nasional Gunawan Tjokro menyatakan, Indonesia menyimpan potensi besar untuk memajukan sektor pendidikan dan industri secara bersamaan. Namun, potensi itu belum tergarap maksimal karena lemahnya konektivitas antara dunia kampus dan dunia kerja. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia menyimpan potensi besar untuk memajukan sektor pendidikan dan industri secara bersamaan. Namun, potensi itu dinilai belum tergarap maksimal karena masih lemahnya konektivitas antara dunia kampus dan dunia kerja.

Tokoh industri nasional Gunawan Tjokro menyoroti hal tersebut sebagai tantangan yang mendesak untuk dijawab secara serius.

“Indonesia memiliki lebih dari 3.500 perguruan tinggi. Ibarat ladang talenta yang subur, tapi sayangnya belum terhubung dengan dunia industri secara efektif,” kata Gunawan dalam keterangan tertulis, Kamis (19/6/2025).

Menurut Komisaris Utama PT Dynaplast ini , kesenjangan ini menjadi salah satu penyebab tingginya angka pengangguran terdidik di tanah air.

Banyak lulusan perguruan tinggi yang belum siap kerja karena kampus tidak menyiapkan mereka sesuai kebutuhan nyata industri.

“Kita punya ribuan kampus, tapi banyak lulusan belum siap kerja,” tegas Gunawan.

Sebagai pelaku industri yang pernah mengabdi di perusahaan multinasional seperti PT Kalbe Farma Tbk dan PT Unilever Indonesia Tbk, Gunawan memahami betul pentingnya kualitas SDM yang siap terjun langsung di dunia kerja.

Di bawah kepemimpinannya, PT Dynaplast menjadi produsen kemasan plastik ternama di Asia Tenggara yang rutin menjalankan program Management Trainee (MT) guna membekali lulusan baru dengan keterampilan industri.

Namun, program MT ini bukan tanpa tantangan. Proses pelatihan memakan waktu antara satu hingga dua tahun, serta menyerap biaya besar.

“Biaya itu sebenarnya bisa ditekan jika sejak awal kampus dan industri sudah bersinergi. Misalnya melalui penyelarasan kurikulum yang sesuai kebutuhan pasar kerja,” jelasnya.

Gunawan menyambut baik hadirnya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memberi kesempatan mahasiswa untuk magang langsung di perusahaan.

Menurutnya, program ini adalah jembatan awal yang relevan dan aplikatif.

“Magang itu jembatan bagus. Mahasiswa belajar langsung di lapangan. Mereka akan mengenal dan memahami dunia kerja yang sesungguhnya. Sehingga pengalaman selama magang bisa menjadi referensi dan inspirasi mereka ke depan,” ujarnya.

Baca juga: Perkuat Program Magang Kerja di Jepang, Kemnaker Perbarui MoU dengan IM Japan

Namun, Gunawan menekankan bahwa program magang saja tidak cukup.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved