Bukan Dipicu Liburan, Kuartal 3 Tahun Ini Sektor Industri Diprediksi Bangkit
Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi justru menilai kuartal ketiga akan menjadi momen kebangkitan industri.
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, CIBUBUR - Kuartal tiga yang biasanya jatuh pada bulan Juli, Agustus hingga September tahun ini diperkirakan akan menjadi momen yang sedikit lesu untuk sektor industri.
Sebabnya datang dari minimnya libur panjang hari besar keagamaan, yang biasanya dapat memicu pertumbuhan beberapa sektor industri, seperti makanan dan minuman hingga sandang.
Sebelumnya kinerja industri dalam negeri juga dalam fase terhimpit oleh kondisi ekonomi global, tercermin dari laporan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang mengungkap Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada April 2025 melambat 1,08 poin ke angka 51,90, dibanding Maret 2025 yang sebesar 52,98.
Baca juga: Indeks Kepercayaan Industri Mei 2025 Diklaim Masih Ekspansi Berkat Pesanan Industri Bertambah
Selain itu, PMI Manufaktur Indonesia sendiri merosot parah pada April 2025 yakni 46,7 poin dibandingkan Maret sebelumnya sekitar 52,4 poin. Kontraksi ini menjadi yang terparah sejak 4 tahun terakhir.
Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi justru menilai kuartal ketiga akan menjadi momen kebangkitan industri.
"Kuartal ke-3 itu momentumnya mungkin bukan dari liburan lagi, tapi dengan kinerja industri yang sudah bangkit. Selama ini kinerja industri yang cenderung terbatas. Kenapa? Karena demand-nya itu suboptimal di kuartal 1. Kalaupun casing powernya udah naik, artinya industri ini sudah bisa melakukan ekspansi lagi," tutur Fithra ditemui Wartawan di Cibubur, Jawa Barat, Minggu (1/6/2025).
Baca juga: PMI Manufaktur Indonesia Melorot, Pelaku Industri RI Tunggu Kebijakan Baru Prabowo
Ia menambahkan, meski demand industri pada kuartal pertama tidak terlalu tinggi, dengan pertumbuhan konsumsi kemarin cuma 4,89 persen, saat permintaan itu kembali, kuartal depan akan menjadi titik balik bagi industri.
"Pertumbuhan konsumsi kuartal satu nggak sampai 5 persen. Kalau misalnya itu bisa balik lagi ke 5 persen, saya rasa nanti bisa meningkatkan potensi kinerja industri di kuartal ke-3," imbuhnya.
Dengan indeks kepercayaan konsumen turun saat lebaran, Fithra berpandangan akhir kuartal kedua hingga ketiga akan lebih positif apalagi dengan adanya paket stimulus ekonomi.
"Sektor pengganda ekonominya diberikan insentif. Sektor pengganda ekonomi yang paling signifikan adalah sektor pariwisata. Itu ada diskon tarif tol, diskon transportasi dan seterusnya. Ini suatu momentum yang harusnya bisa dimanfaatkan," ungkap Fithra.
Pertumbuhan Manufaktur Bisa Lebih Tinggi, tapi Diperlukan Kebijakan Pro Industri |
![]() |
---|
Anggota Komisi VI DPR RI Ahmad Labib Soroti Capaian Produktivitas Manufaktur Indonesia |
![]() |
---|
Pura Group, Perusahaan Manufaktur yang Utamakan Inovasi dalam Menjawab Tantangan Zaman |
![]() |
---|
Sertifikasi Bangunan Hijau Jadi Standar Baru di Industri Manufaktur |
![]() |
---|
PMI Manufaktur Kontraksi, Pelaku Industri Masih Optimistis Bisa Tambah Tenaga Kerja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.