Senin, 29 September 2025

Kendaraan Listrik

LG Cabut dari Konsorsium Baterai EV, Kemenperin Ungkap Ada Investor Baru Asal China Siap Bergabung

Keluarnya LG tidak perlu dikhawatirkan karena akan digantikan dengan mitra investasi baru dari perusahaan China, yakni Huayou.

HO
INVESTOR KENDARAAN LISTRIK - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Keluarnya LG tidak perlu dikhawatirkan karena akan digantikan dengan mitra investasi baru dari perusahaan China, yakni Huayou. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mundurnya LG Energy Solution dari konsorsium investasi proyek kendaraan listrik  atau Electric Vehicle (EV) di Indonesia, dinilai tidak terlalu berpengaruh pada pembentukan integrasi ekosistem EV.

Menurut Kementerian Perindustrian, keluarnya LG tidak perlu dikhawatirkan karena akan digantikan dengan mitra investasi baru dari perusahaan China, yakni Huayou.

Perusahaan yang berkantor pusat di Tongxiang Zhejiang ini bergerak dalam kegiatan penelitian, pengembangan dan manufaktur material baterai lithium-ion energi, serta material kobalt. Komponen tersebut biasanya digunakan untuk elektronik hingga kendaraan listrik.

Baca juga: Ekonom: LG Mundur, Pemerintah Perlu Siapkan Skenario Alternatif

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia semakin tumbuh, dengan kapasitas yang jauh melampaui perkembangan pasar.

"Hal ini juga didorong dari berbagai kebijakan strategis dari pemerintah, termasuk memberikan kepastian dan kemudahan usaha, penyusunan roadmap, serta pengoptimalan tingkat komponen dalam negeri (TKDN)," ucap Agus dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (24/4/2025).

Kementerian Perindustrian tahun 2024, total populasi kendaraan listrik di Indonesia mencapai 207.000 unit atau meningkat sebesar 78 persen dibanding tahun 2023 yang berjumlah 116.000 unit.

Kemenperin menargetkan, pada tahun 2030 mendatang, industri otomotif di dalam negeri dapat memproduksi 9 juta unit sepeda motor listrik roda dua dan tiga, serta 600.000 unit mobil dan bus listrik.

Target tersebut diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengurangan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 21,65 juta barel atau setara pengurangan emisi CO2 sebanyak 7,9 juta ton secara total.

Selanjutnya, hingga saat ini, di Indonesia sudah ada 63 perusahaan yang memproduksi sepeda motor listrik roda dua dan tiga, dengan jumlah kapasitas produksi sebanyak 2,28 juta unit per tahun dan total investasi sebesar Rp 1,13 triliun.

Kemudian, terdapat 9 perusahaan yang memproduksi mobil listrik dengan jumlah kapasitas produksi sebanyak 70.060 unit per tahun dan investasi sebesar Rp 4,12 triliun. 

Ada pula, 7 perusahaan yang memproduksi bus listrik, dengan jumlah kapasitas produksi sebanyak 3.100 unit per tahun dan total investasi sebesar Rp 0,38 triliun.

"Jadi, keseluruhan investasi tersebut sebesar Rp 5,63 triliun. Investasi ini yang perlu kita jaga, karena membawa multiplier effect bagi perekonomian kita, termasuk pada peningkatan jumlah tenaga kerja di Indonesia," ungkap Menperin.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan