64,5 Persen UMKM di Indonesia Dikelola Perempuan, Ini Tantangan yang Mereka Hadapi Menurut Kemendag
Ada sejumlah tantangan yang dihadapi oleh perempuan dalam perdagangan selain persoalan struktural seperti kebijakan dan data.
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Rusmin Amin mengungkap 64,5 persen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia dikelola oleh perempuan.
Rusmin menyebut bahwa pelaku usaha di Indonesia 99 persen merupakan UMKM. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), Rusmin menyebut 64,5 persen UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan.
Pada tahun ini, potensi nilai bisnis UMKM yang dikelola perempuan disebut mencapai 135 miliar dolar AS atau sekitar Rp 2.279 triliun (kurs Rp 16.886 per dolar AS)
"Dominasi perempuan terlihat pada sektor-sektor seperti fesyen, kuliner, kecantikan, dan kerajinan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa wanita memiliki peran vital bagi perekonomian Indonesia yang berbasis partisipasi masyarakat," kata Rusmin ketika membacakan sambutan Menteri Perdagangan Budi Santoso dalam acara Gambir Trade Talk di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2025).
Baca juga: Kebijakan Reklasifikasi Ojek Online Dikhawatirkan Picu Pengangguran dan Turunnya Pendapatan UMKM
Menurut Rusmin, ada sejumlah tantangan yang dihadapi oleh perempuan dalam perdagangan selain persoalan struktural seperti kebijakan dan data.
Berdasarkan paparan yang ia tunjukkan, tantangan pertama adalah para pelaku usaha perempuan menghadapi peran ganda yang dijalankan sebagai ibu dan pengusaha.
Kedua, minimnya akses ke pelatihan bisnis dan pemanfaatan teknologi digital. Ketiga, hambatan pendanaan, di mana perempuan disebut sulit mengakses ke pinjaman karena tidak punya agunan atas nama sendiri.
Keempat, perempuan disebut memiliki ketergantungan dalam pengambilan keputusan karena sering tergantung pada persetujuan suami.
Kelima, pengusaha perempuan juga disebut terjebak dalam skala usaha kecil karena cenderung enggan melakukan ekspansi, menolak pesanan besar, dan tidak merekrut pegawai.
Terakhir, pencatatan keuangan pengusaha perempuan disebut belum tertib karena tercampur dengan keuangan rumah tangga.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Pergantian Menkeu dan Pemindahan Dana Rp 200 T ke Himbara Pengaruhi Psikologi Pasar |
![]() |
---|
Komunitas Kripto Dorong Inovasi Sosial Demi Keberlanjutan Industri |
![]() |
---|
Perkuat Komitmen ESG, Bank Woori Saudara Fokus Literasi Keuangan di 2025, Ini Kata Analis |
![]() |
---|
Batik Biru-Cokelat Ciri Khas Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa, Kerap Dipakai di Beberapa Acara Penting |
![]() |
---|
Pegadaian Awards 2025 Dukung Literasi Keuangan dan Citizen Journalism untuk MengEMASkan Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.