Senin, 29 September 2025

Pengamat Prihatin Soal Kondisi Transportasi Umum di Bodetabek: Pemda Tak Seius Benahi

Kondisi transportasi umum di Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi belum sebaik Jakarta.

TRIBUNNEWS BOGOR
Transportasi angkot di Kota Bogor termasuk yang perlu dibenahi karena kerap masih memicu kemacetan. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mengaku prihatin dengan kondisi transportasi umum di Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi).

Menurut dia, kondisi transportasi umum di Bodetabek belum sebaik Jakarta. Karenanya, diperlukan percepatan program untuk membenahi transportasi umum di Bodetabek sebagai wilayah penyangga Ibukota Jakarta.

"Kemacetan berkelanjutan yang masih mendera Jakarta tidak terlepas dari peran warga Bodetabek yang beraktivitas di Jakarta menggunakan kendaraan pribadi," kata Djoko dikutip dari keterangan yang diterima Tribunnews, Kamis (23/2/2023).

"Meskipun sudah ada KRL Commuter Line dan tidak lama lagi (rencana Juli 2023) akan beroperasi LRT Jabodebek, belum mampu mereduksi kemacetan di Jakarta," ujarnya melanjutkan.

Sejauh ini, ia mengatakan pembenahan transportasi umum hanya ada di dua kota, yaitu Trans Pakuan di Kota Bogor dan Tran Ayo di Kota Tangerang. 

"Sementara akses transportasi umum selain dua kota tersebut masih jauh tertinggal, bahkan tidak ada upaya pemda setempat untuk membenahinya," kata Djoko.

Ia menyarankan anggaran rutin tahunan bantuan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang diberikan ke Pemkab/Pemkot di Bodetabek dapat difokuskan untuk membenahi transportasi umum di masing-masing wilayah Bodetabek. 

"Jadi, tidak punya alasan kesulitan fiskal. Tinggal sejauh mana komitmen Kepala Daerah di Bodetabek untuk sungguh-sungguh mau membenahi transportasi umum di wilayahnya," ujarnya.

Baca juga: Sopir Angkot di Bogor Keluhkan Kenaikan Harga BBM: Tambah Susah Harus Pake Aplikasi MyPertamina

Djoko menyebut pernah ada Pemerintah Daerah (Pemda) dari Bodetabek yang diberikan bantuan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) untuk membenahi kondisi transportasi umumnya, namun ditolak.

Alasannya, Pemda lebih mementingkan bantuan pembangunan infrastruktur jalan baru yang dianggap dapat mengatasi kemacetan selama ini.

"Jika melihat pembangunan jaringan jalan tol yang masif di Jakarta, penambahan kapasitas jalan tidak bisa mengatasi kemacetan. Justru makin menambah populasi kendaraan yang dimiliki," kata Djoko.

Baca juga: Beroperasi Kembali Mulai 8 Juni, Berikut Jadwal Keberangkatan LRT Jakarta

Ia menyarankan agar Pemerintah Pusat dan Pemda melakukukan sinergi agar dapat mempercepat pembenahan transportasi umum di wilayah Bodebatek.

Contohnya, melalui penggunaan anggaran hasil efisiensi Public Service Obligation (PSO) yang diperoleh Ditjen Perkerataapian Kementerian Perhubungan sekitar Rp 208 miliar – Rp 475 miliar.

"Anggaran hasil efisiensi PSO ini dapat digunakan untuk membenahi transportasi umum di Bodetabek sehingga warga Bodetabek yang bekerja di Jakarta tidak merasa dizolimi jika nantinya diterapkan Jalan Berbayar Elektronik. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk terus mendorong migrasi private ke public transport," ujar Djoko.

Baca juga: Diprotes Pengguna, Kemenhub Putuskan Tambah Tangga Akses Peron Stasiun Manggarai

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan