Pengamat Ungkap Rupiah Masih Berpotensi Tersungkur di Pekan Depan, ke Level Rp15.670 per Dolar AS
Jika dicermati lebih detail, nilai tukar mata uang Garuda melemah 16 poin. Sebelumnya pada Kamis (5/1/2023), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan kemarin (6/1/2023) berada di level Rp15.632.
Jika dicermati lebih detail, nilai tukar mata uang Garuda melemah 16 poin. Sebelumnya pada Kamis (5/1/2023), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp15.616.
Pengamat Pasar Keuangan Ibrahim Assuaibi mengatakan, rupiah pada awal pekan depan (9/1/2023) masih akan berfluktuasi dan cenderung melemah.
Baca juga: IHSG Babak Belur Anjlok 2,34 Persen, Rupiah Melorot ke Rp 15.617 per Dolar AS
"Dalam perdagangan akhir pekan, mata uang rupiah ditutup melemah 16 point walaupun sebelumnya sempat melemah 30 point dilevel Rp15.632 dari penutupan sebelumnya di level Rp15.616," ucap Ibrahim dalam analisanya, (8/1/2023).
"Sedangkan untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.610 hingga Rp15.670," sambungnya.
Berdasarkan pantauan Tribunnews, nilai tukar mata uang Garuda di setiap pekannya mengalami fluktuasi.
Pada Senin (2/1) rupiah berada di level Rp15.575 per dolar AS, melemah 3 poin jika dibandingkan dengan penutupan sebelumnya.
Kemudian pada Selasa (3/1), pelemahan rupiah kembali berlanjut, yakni melemah 26 poin ke level Rp15.601.
Untuk Rabu (4/1) rupiah bergerak menguat pada penutupan sore, menjadi Rp15.583.
Baca juga: Rupiah Kembali Melemah pada Kamis Pagi, Masih di Atas Level Rp 15.600 per Dolar AS
Namun pada Kamis (5/1) kembali melemah ke level Rp15.616 per dolar AS.
Dan pada Jumat (6/1) rupiah kembali terperosok di angka Rp15.632.
Ibrahim mengatakan, pelemahan rupiah pada Jumat salah satunya disebabkan masih tingginya indeks dolar AS, yang disebabkan wacana Federal Reserve yang bakal kembali membuat kebijakan terkait suku bunga.
"Dolar berayun lebih tinggi hanya sehari menjelang laporan pasar tenaga kerja hari Jumat yang diyakini beberapa orang dapat memaksa investor untuk memikirkan kembali permainan mereka melawan Federal Reserve dan berpotensi mendorong greenback menuju kemenangan," pungkas Ibrahim.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.