Senin Pagi Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah Rp 15.611 Per Dolar AS
Kurs rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp15.611 pada Senin pagi ini.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di level Rp15.611 pada Senin pagi pukul 09.23 WIB (19/12/2022).
Sebelumnya pada Jumat sore (17/12/2022), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp15.598 atau melemah 13 poin pada pagi ini.
Pengamat Pasar Keuangan Ibrahim Assuaibi sebelumnya mengatakan, fluktuasi rupiah masih akan terjadi dan berpotensi menguat pada penutupan sore nanti.
"Sedangkan untuk perdagangan Senin depan (hari ini), mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp15.570 hingga Rp15.650," ucap Ibrahim dalam analisanya di akhir pekan kemarin, (19/12/2022).
Pada Jumat lalu (16/12) rupiah berada di level Rp15.598 atau menguat 21 poin. Sebelumnya pada Kamis (15/12/2022) sore, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp15.619.
Ibrahim mengungkapkan, fluktuasi rupiah utamanya terdampak sentimen pergerakan indeks dolar AS yang terpengaruh faktor eksternal dan internal.
Untuk faktor eksternal, terdorong sinyal hawkish dari bank sentral AS alias The Fed, terkait kebijakan suku bunga.
The Fed menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan dan mengisyaratkan bahwa biaya pinjaman kemungkinan akan memuncak pada tingkat yang lebih tinggi dari perkiraan karena terus bertindak melawan inflasi.
Baca juga: Susul IHSG yang Anjlok, Rupiah Melemah Jadi Rp 15.626/Dolar AS
Untuk faktor internal, terdorong laporan Lembaga Pemeringkat Kredit Fitch Ratings yang menilai prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah tergolong baik karena memiliki nilai ekspor yang kuat.
Baca juga: Jumat Pagi, Rupiah Kembali Tersungkur, Kini di Level Rp15.632 Per Dolar AS
Dengan kinerja ekspor yang kuat dan pemulihan ekonomi domestik yang terus berlangsung, Fitch memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan mencapai 5,2 persen.
Di sisi lain, Fitch mengungkapkan RI memiliki dua tantangan terkait dengan penerimaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan indikator struktural, seperti tata kelola yang dinilai masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara lain pada peringkat rating yang sama.