Menteri Trenggono Genjot Produktivitas Rumput Laut di Wakatobi
Menteri Trenggono mengatakan, tujuan program kampung budidaya adalah untuk membantu masyarakat pembudidaya meningkatkan kualitas
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melakukan soft launching Kampung Budidaya Rumput Laut di Desa Liya Bahari, Kecamatan Wangi Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Rabu (8/6/2022).
Peresmian ini bagian dari rangkaian peringatan Hari Laut Sedunia (World Ocean Day) tahun 2022 yang berlangsung hari ini.
Menteri Trenggono mengatakan, tujuan program kampung budidaya adalah untuk membantu masyarakat pembudidaya meningkatkan kualitas dan volume produk yang dihasilkan.
Baca juga: KKP Berencana Bagikan 4,7 Ton Ikan Impor Ilegal yang Diamankan di Batam untuk Penderita Stunting
"Saat ini potensi kawasan yang termanfaatkan belum optimal, tahun depan kita harap bisa meningkat menjadi 450 hektar sesuai potensi yang ada," jelas Trenggono, Rabu (8/6/2022).
Sebagai tahap awal, KKP memberikan bantuan lima paket kebun bibit serta sarana budidaya meliputi tali, pelampung, dan bibit hasil kultur jaringan.
Bantuan akan terus ditambah sehingga target perluasan area budidaya menjadi 450 hektar pada 2023 bisa terealisasi.
Untuk mendukung lancarnya aktivitas budidaya rumput laut dengan luasan 450 hektar tersebut, paling tidak dibutuhkan 45 hektar kebun bibit.
Baca juga: Potensi Ekonominya Besar, KKP Akan Maksimalkan Ruang Laut Natuna-Natuna Utara
Untuk itu, dia meminta jajarannya di Ditjen Perikanan Budidaya untuk melakukan pembangunan kebun bibit seoptimal mungkin.
"Implikasi dari optimalisasi potensi, tentu industri bisa hadir sehingga ekonomi masyarakat pembudidaya bisa terus tumbuh. Dengan demikian nilai tukar pembudidaya juga bisa meningkat," ungkapnya.
Kampung perikanan budidaya merupakan satu dari tiga program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Melalui program pembangunan ini, KKP juga memberikan dukungan pinjaman modal dan pasar, hingga pendampingan kepada para pembudidaya untuk meningkatkan kapasitas pembudidaya.
Sementara itu, Bupati Wakatobi Haliana mengatakan, bahwa hambatan para nelayan selama ini memang berada di bibit yang kurang berkualitas.
Dari 3.000 ton produksi, sebagian besar merupakan rumput laut jenis Eucheuma spinossum yang harganya di kisaran Rp 6.000 sampai Rp 8.000 per kilogram.
Sedangkan jenis Eucheuma cottonii yang harganya empat kali lebih tinggi, produksinya masih minim.
"Dengan adanya kebun bibit ini mudah-mudahan bisa membantu persoalan bibit yang selama ini dihadapi pembudidaya. Jika persoalan bibit ini diatasi, nilai produksi yang tadinya Rp 43 miliar tentu bisa meningkat lagi," pungkasnya.