Jumat, 3 Oktober 2025

Menko Airlangga: Perluasan Pabrik Refinery Mineral Dukung Pengembangan Energi Terbarukan

Airlangga Hartarto melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek perluasan pabrik PT Smelting

Editor: Sanusi
Istimewa
Menko Perekonomian Airlangga Hartanto 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek perluasan pabrik PT Smelting dengan investasi Rp 3,2 triliun.

Proyek perluasan pabrik yang terletak di Gresik, Jawa Timur ini dapat menghasilkan bahan baku energi bersih yang mendukung upaya pengembangan energi terbarukan.

Baca juga: Perluasan Pabrik Refinery Mineral Pertama, Menko Airlangga Sebut Bupati Gresik Jadi Bupati Tembaga

Menurutnya, ekspansi di pabrik refinery mineral pertama di Indonesia ini, ada 3,3 juta ton konsentrat yang nantinya akan diolah, sehingga Gresik menjadi sentra dari hilirisasi tembaga.

"Ke depannya dengan renewable energi, electric vehicle dan solar panel seluruhnya membutuhkan tembaga. Oleh karena itu, hilirisasi produk turunannya perlu untuk terus didorong, terutama untuk kebutuhan memproduksi produk elektronik,” kata Airlangga, Sabtu (19/2/2022).

Airlangga menjelaskan, saat ini Indonesia memiliki cadangan bijih tembaga sebesar 3,1 miliar ton dengan tingkat produksi sebanyak 100 juta ton per tahun.

Baca juga: Menko Airlangga Sebut Paket Kartu Prakerja Berdampak Positif di Masa Pandemi

Cadangan bijih tembaga tersebut diperkirakan akan habis dalam 30 tahun apabila tidak ada tambahan cadangan baru.

“Oleh karenanya peningkatan nilai tambah bijih tembaga sangat diperlukan, baik dengan pembangunan pabrik baru atau ekspansi pabrik yang ada untuk ekstraksi tembaga,” paparnya.

Adanya ekspansi ini, kata Airlangga, kapasitas pengolahan konsentrat PT Smelting direncanakan mengalami peningkatan menjadi sebanyak 1,3 juta ton dan kapasitas produksi katoda tembaga menjadi 342 ribu ton pertahun.

Proyek ekspansi PT Smelting juga akan menambah pabrik asam sulfat baru, menaikkan kapasitas beberapa peralatan di smelter, serta menambah jumlah sel elektrolisa di refinery.

Peningkatan kapasitas dalam ekspansi tersebut membutuhkan capex sebesar 231 juta dolar AS dan direncanakan akan selesai pada September 2023.

Ekspansi PT Smelting tidak hanya memenuhi kebutuhan produk di dalam negeri seperti katoda tembaga untuk industri kawat atau kabel (wire), batangan tembaga (rod bar), industri kimia.

Kemudian, produk samping berupa asam sulfat untuk bahan baku pabrik pupuk, serta copper slag dan gipsum sebagai bahan baku semen, namun juga mengekspor katoda tembaga dan tembaga telurida.

"Kekuatan industri copper di Indonesia akan terus ditingkatkan dan klaster yang ada di Gresik tentunya perlu terus didorong," ujar Airlangga.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved