Di Tengah Melonjaknya Omicron, Airlangga Masih Optimistis Ekonomi Tumbuh hingga 5,6 Persen di 2022
Prospek perekonomian Indonesia diprediksi membaik di rentang 4,7 persen hingga 5,6 persen pada tahun ini.
Penulis:
Bambang Ismoyo
Editor:
Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di awal-awal tahun 2022, Indonesia dihadapkan kembali oleh tantangan yakni berupa adanya peningkatan kasus aktif Covid-19 varian Omicron di seluruh wilayah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, bahwa Angka Reproduksi Kasus Efektif (Rt) Indonesia mengalami kenaikan.
“Pada sepekan terakhir ini, Rt Indonesia naik cukup tajam menjadi 1,07, dan kenaikan Rt juga terjadi di seluruh Pulau. Hal tersebut perlu diwaspadai karena Rt sudah di atas angka 1,” ucap Airlangga dikutip dalam keterangannya, Selasa (8/2/2022).
Baca juga: Airlangga Hartarto: Dengan Kebijakan Gas dan Rem, Penanganan Pandemi Indonesia Terbaik ke-4 di Dunia
Meskipun demikian, lanjut Airlangga, terdapat hasil survei yang menyebutkan bahwa situasi bisnis perusahaan sepanjang 2021 sudah membaik jika dibandingkan 2020, dan pada 2022 diprediksi akan lebih baik lagi.
Prospek perekonomian Indonesia diprediksi membaik di rentang 4,7 persen hingga 5,6 persen pada tahun ini.
Baca juga: Menko Airlangga Beberkan Strategi Pemerintah Hadapi Peningkatan Kasus Covid-19
“BPS (kemarin) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi kita di 2021 adalah 3,69 persen (year on year/yoy), dan pertumbuhan di kuartal IV 2021 adalah 5,02 persen (yoy). Sedangkan momentum di kuartal I 2022 ini menjadi saat yang tepat untuk mendorong pertumbuhan sampai di atas 5 persen (yoy), sebab terdapat low base effect dari Kuartal I 2021 (pertumbuhan -0,7 persen), serta terjadi peningkatan di sisi demand,” papar Airlangga.
“Sementara, kuartal II 2022 berpotensi menjadi puncak konsumsi karena adanya momen Puasa Ramadhan (April) dan Hari Raya Idul Fitri (awal Mei),” tambahnya.
Untuk mencapai akselerasi ekonomi domestik, Airlangga mengungkapkan, Pemerintah saat ini tengah melakukan berbagai upaya.
Seperti melakukan evaluasi kebijakan pembatasan mobilitas atau PPKM.
Di mana telah terjadi perubahan Level Asesmen Situasi Pandemi untuk luar Jawa-Bali.
Hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah kasus aktif yang menyebabkan naiknya level Transmisi Komunitas, dan menurunnya Kapasitas Respon (Testing dan Tracing).
Kemudian, Pemerintah telah mengalokasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang pada 2022 dianggarkan sebesar Rp 455,62 triliun akan senantiasa dimonitor secara intensif.
“Rincian alokasi anggarannya adalah untuk klaster Penanganan Kesehatan sebesar Rp 122,5 triliun, klaster Perlindungan Masyarakat sebesar Rp 154,8 triliun, dan klaster Penguatan Pemulihan Ekonomi sebesar Rp 178,3 triliun,” jelas Airlangga.