Analis Sebut Rekor Inflasi di Amerika Serikat Bikin Khawatir
Nico mengatakan, ketidaksesuaian antara permintaan dan penawaran memberikan dampak inflasi yang konsisten, apalagi pasokan global mengalami hambatan.
Penulis:
Yanuar R Yovanda
Editor:
Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, Amerika Serikat (AS) baru saja mengeluarkan data inflasinya.
Dia mengungkapkan, naiknya laju inflasi di Negeri Paman Sam menjadi 7 persen pada Desember 2021 atau rekor tertinggi 40 tahun.
"Coba tebak pemirsa, inflasi yang keluar kemarin, lagi lagi menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Mantab! Hal ini semakin menunjukkan bahwa panggung The Fed akan siap untuk menaikkan tingkat suku bunga pada Maret mendatang," ujar dia melalui risetnya, Kamis (13/1/2022).
Baca juga: Inflasi Januari 2022 Diprediksi 0,61 Persen, Komoditas Telur dan Daging Ayam Jadi Penyumbang Utama
Menurut Nico, panggung yang bernama kenaikan tingkat suku bunga tampaknya sudah mulai disiapkan untuk menahan laju inflasi.
"Di mana inflasi mengalami kenaikkan menjadi 7 persen saat ini merupakan yang tertinggi sejak June 1982. Inflasi yang mengalami kenaikkan didominasi oleh kenaikkan biaya sewa tempat tinggal dan kendaraan bekas," katanya.
Selain itu, biaya makanan juga memiliki kontribusi yang tinggi, tapi harga energi justru mengalami penurunan, padahal biaya energi memakan lebih banyak korban tahun lalu.
Sementara dengan dukungan tingkat pengangguran di bawah 4 persen, dinilainya akan membuat The Fed akan melakukan penyesuaian kebijakan.
Penyesuaian diperkirakan dimulai pada pertemuan Januari ini sebagai langkah persiapan menuju pertemuan The Fed pada Maret 2022 mendatang.
Baca juga: Jelang Pidato Gubernur The Fed, Nilai Rupiah Turun Rp 14.304/Dolar AS
Nico menambahkan, ketidaksesuaian antara permintaan dan penawaran memberikan dampak inflasi yang konsisten, apalagi pasokan global mengalami hambatan.
"Namun, kami melihat inflasi yang mengalami kenaikan pun mungkin hanya akan sementara, karena kami melihat inflasi akan relatif stabil di kisaran 3 persen. Apapun itu, inflasi akan menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan," pungkasnya.