Jumat, 3 Oktober 2025

Oktober Diprediksi Akan Inflasi Tipis 0,05 Persen, Cabai Merah Jadi Penyumbang Utama

Oktober diperkirakan akan mengalami inflasi tipis sebesar 0,05 persen (month to month/mtm).

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Pedagang cabai merah melayani pembeli di los sayur dan buah Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (1/3/2021). Tribun Jabar/Gani Kurniawan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyebutkan, berdasarkan survei pemantauan harga minggu pertama Oktober 2021, perkembangan harga pada Oktober 2021 masih relatif terkendali.

Oktober diperkirakan akan mengalami inflasi tipis sebesar 0,05 persen (month to month/mtm).

Sementara itu, untuk perkiraan inflasi Oktober 2021 secara tahun kalender sebesar 0,85 persen (year to date/ytd), dan secara tahunan sebesar 1,59 persen (year on year/yoy).

Kepala Grup Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Muhamad Nur mengatakan, penyumbang utama inflasi bulan ini ditempati oleh komoditas cabai merah, minyak goreng, rokok kretek filter, dan angkutan udara.

“Penyumbang utama inflasi Oktober 2021 sampai dengan minggu pertama yaitu komoditas cabai merah sebesar 0,05 persen (mtm), minyak goreng, rokok kretek filter dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm),” jelas Muhamad Nur, Jumat (8/10/2021).

Baca juga: BPS: Inflasi Agustus 0,03 Persen, Uang Sekolah Jadi Pendorong

Dalam survei ini, Bank Indonesia juga mencatat sejumlah komoditas yang mengalami deflasi.

Beberapa komoditasnya antara lain tomat dan telur ayam ras masing-masing sebesar -0,02 persen (mtm), daging ayam ras, bayam, kangkung, sawi hijau dan emas perhiasan  masing-masing sebesar -0,01 persen (mtm).

Baca juga: Tahun Ajaran Baru, Biaya Pendidikan Katrol Inflasi 0,03 Persen pada Agustus 2021

Dengan adanya survei pemantauan harga, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

“Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” pungkas Muhamad Nur.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved