Jangan Gunakan Uang 'Panas' untuk Investasi di Kripto
Bermain kripto ini, yang untung miliaran banyak, yang rugi miliaran juga banyak. Perlu strategi dan manajemen yang baik
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bisnis di bidang cryptocurrency belakangan tengah naik daun. Meskipun tidak mudah karena harga yang fluktuatif, bisnis ini tetap menyedot perhatian banyak orang.
Termasuk salah satu anak muda Indonesia bernama Muh Haady Firmansyah yang membangun kripto sendiri bernama ANFT dan Java.
Dalam podcast YouTube Crazy Rich Kampoeng, @yudi_crk dan @firza_valaza membahas bagaimana cara aman belajar kripto dan tetap menghasilkan cuan.
Menghadirkan Muhammad Haady Firmansyah, mereka mengupas cara manajemen uang kripto yang baik.
"Bermain kripto ini, yang untung miliaran banyak, yang rugi miliaran juga banyak. Perlu strategi dan manajemen yang baik," sebut Firza.
Baca juga: Market Cap Aset Kripto Naik Lagi, Tembus Rp 28.800 Triliun
Haady Firmansyah memberikan tips bagaimana belajar kripto bagi orang yang mau terjun ke dunia cryptocurrency.
Menurutnya, yang utama adalah jangan pakai uang panas seperti hasil pinjol.
Baca juga: Di Masa Pandemi, Instrumen Investasi Aset Kripto Makin Dilirik
"Pakai uang dingin aja, uang nganggur. Jangan pakai uang panas hasil pinjaman, karena kripto itu fluktuatif," ucapnya.
Haady menjelaskan, belakangan di dunia kripto ada fenomena unik ke arah NFT (non fungible token) terutama untuk para seniman seperti pelukis.
"Kemarin itu ada yang jual lukisan di kripto, harganya tembus Rp 1 triliun, padahal lukisannya gak ada fisiknya, hanya digital."
Baca juga: Indodax Bantu Tingkatkan Edukasi Aset Kripto dan Blockchain
"Aneh kan? Tidak ada fisik tapi harganya mahal sekali. Nah, barangkali teman-teman mau belajar kripto tapi tidak punya modal, bisa belajar soal NFT ini," ujar Haady.
Hal lainnya di dunia kripto yang perlu diketahui adalah terkait Decentralize Finance (DeFi). Biasanya orang membeli kripto, nunggu harga naik, lalu dapat cuan, DeFi ini berbeda.
"Melalui DeFi ini, kalau harga kripto turun sekalipun, tetap bisa menghasilkan cuan, karena bisa staking dan farming atau didepositokan kalau dalam istilah konvensionalnya. Jadi harga naik atau turun, tetap potensi cuan," urai dia.
Haady Firmansyah akhirnya membuat token sendiri bernama ANFT dan Java Swap.
"ANFT ini token yang bisa dibeli untuk transaksi NFT di marketplacenya, DeFi staking, dan farming.
Di ANFT, kita bisa beli produk NFT, baik fisik maupun nonfisik. Misal mau beli baju, baju itu di-NFT-kan, di-blockchain-kan. Ada fisiknya, ada non-fisiknya dan dicetak terbatas. Menjadi mahal karena jumlahnya terbatas," imbuhnya.
Sementara Java Swap, Haady mengaku terinspirasi dari JavaScript dan Pulau Jawa (Java) yang bisa diakses melalui web javaexchange.finance, Java juga dicetak terbatas hanya 10 juta.
"Ini karya anak bangsa, benar-benar menonjolkan nuansa Indonesia. Saat launching, harganya 25 rupiah, sekarang sudah di posisi 300 rupiah (0,02 dolar). Targetnya harga bisa tembus 1 dolar," ungkapnya.
Menurutnya, kenapa harga kripto bisa turun itu lantaran tidak ada demand. Tidak ada kegunaan, selain beli lalu disimpan sampai harga naik.
"Nah, di ANFT dan Java ini, utility-nya ada seperti dijelaskan tadi.
Walaupun harga turun, masih dapat income lewat staking dan farming. Kami juga tengah kembangkan NFT Marketplace Non Fisik. Jadi bisa jual beli NFT seperti marketplace pada umumnya dan Blockchain Game, dengan konsep Play To Earn, maen game dapat duit," katanya.