Senin, 6 Oktober 2025

Produksi Sampah Capai 67,8 Ton per Tahun, Pelaku Bisnis Didorong Pakai Kemasan Ramah Lingkungan

Jumlah itu berarti setiap hari penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 185.753 ton sampah.

Tangkap Layar
Webinar Earth Day Forum 2021. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat total produksi sampah nasional mencapai 67,8 juta ton pada 2020.

Jumlah itu berarti setiap hari penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 185.753 ton sampah.

Baca juga: Kang Emil : 60 Ton Sampah Botol Plastik dari Bali Dikirim ke di Padalarang Dijadikan Botol Mineral

Kepala Riset & Edukasi Zerowaste Nila Patty mengatakan, masalah sampah merupakan masalah kompleks perlu fasilitas, regulasi, dan pelaku bisnis yang mengemas produk.

"Pelaku bisnis perlu memakai suatu kemasan yang baik dan ramah lingkungan. Itu menjadi problem kita," kata Nila dalam webinar Earth Day Forum 2021, Jumat (23/4/2021).

Menurut Nila, permasalahan sampah melibatkan banyak stakeholder untuk menghasilkan solusi. 

Baca juga: Peringati Hari Bumi, KLHK dan Stakeholder Luncurkan Buku Tata Kelola Persampahan di Indonesia

Regulasi yang dihasilkan pemerintah pun harus dipersiapkan agar ketika diterapkan, masyarakat siap melakukannya.

"Zerowaste Indonesia fokus pada perubahan sikap, memberikan edukasi, dan memberikan  awareness kepada masyarakat. Zero bersama pemerintah dan organisasi bekerjasama dengan regulasi dan bagaimana kami bisa implementasi. Effort yang dilakukan semua pihak akan terjadi dan perjalanannya akan mulus," ujarnya.

Pendiri EwasetRJ Muhammad Rafa Ibnusina Jafar mengatakan, masalah sampah tidak hanya tidak membuang sampah sembarangan. 

Baca juga: Kreatifitas Bank Sampah Rukun Santoso di Klaten Olah Sampah, Lingkungan Bersih, Untung Diraih

Sampah tidak berakhir di tempat sampah, tapi melalui banyak proses dan melibatkan banyak orang.

EwasteRJ sebagai komunitas yang fokus pada permasalahan sampah elektronik di Indonesia menyoroti pembuangan sampah elektronik yang masih belum disadari masyarakat Indonesia. 

Apalagi saat ini belum tersedia tempat sampah elektronik di tempat umum dan minimnya edukasi cara pembuangan sampah elektronik.

"Kami fokus tiga kegiatan. Yaitu kampanye (campaign), mengumpulkan sampah elekttronik (collect), dan mendaur ulang di tempat yang tepat (circulate)," kata Rafa.

Ia menjelaskan Ewaste mengumpulkan sampah elektronik kemudian mendistribusikan sampah tersebut ke perusahaan daur ulang yang sudah tersertifikasi.    

"Kami perantara antara sampah elektronik rumah tangga ke perusahaan daur ulang elektronik. Dari tahun ke tahun kami sudah mengumpulkan lebih dari 5 ton sampah elektronik," tuturnya.

Garnier sebagai pelaku bisnis ingin melakukan bisnis yang bertanggungjawab. 

Garnier melakukan transformasi bisnis, contohnya Garnier menggunakan kemasan yang 100 persen plastik daur ulang bukan virgin plastik.

"2025 ditargetkan tidak menggunakan virgin plastik. Kami menjual produk-produk yang lebih ramah lingkungan, lebih bertanggungjawab," tukas dia.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved