Bakal Diakusisi Perusahaan Teknologi Unicorn, Begini Penjelasan Dirut Bank Capital Indonesia
Bank Capital menyatakan bakal melakukan transformasi dari bank tradisional menjadi bank digital
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akhir bulan lalu sempat beredar isu perusahaan teknologi unicorn bakal mencaplok saham PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA).
Bahkan, Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta manajemen menjelaskan kebenaran terkait hal ini.
Akhirnya 25 Februari 2021 lalu, manajemen menyatakan belum ada informasi mengenai hal ini dan hanya menyatakan tengah mengembangkan layanan digital.
Mereka menyatakan, perusahaan juga terbuka bagi berbagai investor yang tertarik.
Namun, kini jawaban manajemen sedikit berbeda.
Baca juga: Allianz Implementasikan Teknologi Digital untuk Melayani Nasabah di Tengah Pandemi Covid-19
“Berkenaan dengan itu (akuisisi oleh salah satu unicorn), saya pikir karena bersifat rahasia, kita tunggu tanggal mainnya saja,” ujar Direktur Utama Bank Capital Wahyu Dwi Aji pada paparan publik secara digital, Selasa (9/3/2021).
Masih pada momen yang sama, salah seorang investor, Hansel mempertanyakan kemungkinan saham BACA diakuisisi lebih dari 50% dari calon investor.
“Berkenaan dengan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan lain sebesar lebih 50 persen hingga saat ini belum ada tanda-tanda,” jawab Wahyu.
Yang terang, Bank Capital menyatakan bakal melakukan transformasi dari bank tradisional menjadi bank digital.
Direktur Utama Bank Capital Wahyu Dwi Aji menyatakan sejak 2020 lalu perusahaan telah menyetop dan menyelesaikan kredit.
Baca juga: Luhut: Ekosistem Digital Mampu Tingkatkan Daya Saing Produk UMKM
Terlihat dari penurunan penyaluran kredit 34,05% yoy dari Rp 6,43 triliun menjadi Rp 9,75 triliun di 2020.
Hal ini dilakukan lantaran bank menyasar sektor konsumtif pada tahun ini dengan pendekatan bisnis secara digital.
Agar bisa menjadi bank digital, bank dengan sandi saham BACA ini akan melakukan penguatan modal.
Seiring untuk memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar bank memiliki modal inti minimum Rp 2 triliun di 2021 lalu paling sedikit Rp 3 triliun di 2022.
“Tambah modal sesuai arahan OJK akan dilakukan paling telat pada kuartal keempat 2021 dengan cara rights issue senilai Rp 2 triliun dan penerbitan obligasi subordinasi sebesar Rp 700 miliar sehingga target modal inti minimum 2022 bisa terpenuhi,” jelas Wahyu.
Ia menyatakan dengan kedua aksi korporasi itu, maka rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) bisa di level 30%.
Dengan kekuatan modal itu, Ia yakin Bank Capital bisa menjadi salah satu pemain bank digital di Indonesia. (Kompas.com/Herlina Kartika Dewi)