Senin, 29 September 2025

Perbankan Hadapi Tantangan Pemulihan Kredit di Tengah Pandemi

Industri perbankan saat ini menghadapi tantangan memulihkan kembali permintaan kredit modal kerja yang turun drastis karena pandemi Covid-19. 

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
TRIBUN/HO
Teller Bank DKI melayani nasabah dengan protokol pencegahan penyebaran covid-19 di kantor layanan Bank DKI di Jakarta (30/4/2020). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Keuangan menyatakan, industri perbankan saat ini menghadapi tantangan memulihkan kembali permintaan kredit modal kerja yang turun drastis karena dampak pandemi Covid-19. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, permintaan kredit yang menurun juga menjadi salah satu perhatian pemerintah saat ini.

Hal tersebut diungkapkannya saat menjadi salah satu panelis dalam acara High-Level Seminar on Banking Supervisory and Regulatory in a Post-Pandemic World yang diselenggarakan secara virtual.

Menurut dia, walaupun bauran kebijakan fiskal dan moneter telah dilakukan dengan cara pemberian injeksi dana pada sektor perbankan serta pemberian fasilitas penjaminan kredit, ternyata permintaan kredit pada perbankan masih rendah. 

“Perbankan juga masih berhati-hati dalam memberikan kredit karena mereka memproyeksikan perekonomian yang masih belum membaik,” ujarnya seperti dikutip dari situs kemenkeu.go.id, Selasa (17/11/2020).

Usaha untuk memulihkan permintaan kredit perbankan, erat kaitannya dengan upaya untuk memulihkan permintaan riil konsumsi di masyarakat.

Baca juga: Jalankan Bisnis di Era New Normal, Perbankan Dituntut Perkuat Infrastruktur Jaringan

Usaha untuk memulihkan kembali permintaan riil dilakukan pemerintah melalui berbagai skema yang ada pada program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Di antaranya adalah dengan program jaminan sosial untuk mempertahankan konsumsi masyarakat, penyederhanaan proses dalam pemberian fasilitas baik subsidi maupun insentif bagi para pelaku UMKM, serta penempatan dana pada perbankan untuk menjaga likuiditasnya," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Kuartal III 2020, Kredit Bank DKI Tumbuh 6,2 Persen

Dalam situasi yang masih dipenuhi ketidakpastian karena pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, Sri Mulyani menegaskan bahwa komunikasi kepada semua pihak menjadi hal yang sangat penting.

“Pemerintah terus berkomunikasi dengan lembaga pemeringkat, dan para investor SBN. Kami juga melakukan komunikasi dengan perbankan dan juga kepada komunitas bisnis dan para pengusaha karena ini adalah sesuatu yang sangat penting untuk memastikan bahwa semua pihak harus mengetahui arah kebijakan pemerintah,” kata dia.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan