Jumat, 3 Oktober 2025

Jokowi: Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Minus 3,8 Persen 

Angka tersebut merosot tajam dari pertumbuhan ekonomi kuartal pertama yang mencapai 2,97 persen karena adanya Pandemi virus corona atau Covid-19

Biro Pers Setpres/Lukas
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato secara virtual dalam acara sidang terbuka Peringatan 100 Tahun Perjalanan Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia, Jumat (3/7/2020) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ke II mencapai 3,8 persen.

Angka tersebut merosot tajam dari pertumbuhan ekonomi kuartal pertama yang mencapai 2,97 persen karena adanya Pandemi virus corona atau Covid-19. 

Baca: Krisis Covid-19 Harus Jadi Momentum Terobosan dalam Reformasi Ekonomi

"Kita di kuartal pertama pertumbuhan kita growth kita hanya muncul di angka 2,97 , di kuartal ke dua kita perkiraan berada di minus, sudah minus growth kita, di  3,8, ini baru prediksi karena hitung hitungannya belum keluar," kata Jokowi saat meninjau Kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kalimantan Tengah, Kamis, (9/7/2020).

Kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia.

Kurang lebih 215 negara mengalami hal yang sama dengan tingkatan dampak yang berbeda beda.

Berdasarkan data Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi/Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) pertumbuhan ekonomi dunia akan minus 7,6 persen.

"Di Eropa misalnya Inggris diperkirakan akan minus 15,4 persen, Jerman akan berada pada angka 11,2 persen minus, Perancis diperkirakan akan minus 17,2 persen, Jepang minus 8,3 persen. Hati hati," katanya.

Oleh karena itu Presiden mengingatkan kepada kepala daerah untuk hati hati dalam mengendalikan Pandemi Covid-19

Pengendalian pandemi  Covid-19 dan penanganan dampak ekonomi harus dilakukan secara pararel.

Baca: Percepatan Belanja Anggaran Kunci Pemulihan Ekonomi Nasional

"Kita ini mengendalikan dua hal yang berbeda, sisi kesehatan yang sangat penting, sisi ekonomi juga sangat penting. Dua duanya tidak bisa dilepas antara satu dengan yang lain," ucapnya.

"Prioritas penanganan kesehatan, tetapi (penanganan) ekonomi juga harus jalan, karena kalau ekonomi tidak jalan, (maka) kesejahteraan masyarakat menurun, imunitas akan ikut turun, (sehingga) penyakit akan gampang masuk," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved