Jumat, 3 Oktober 2025

New Normal, Siapkan Strategi Bisnis Baru untuk Maksimalkan Pendapatan

dalam memasuki fase transisi ke era new normal ini, pebisnis menyiapkan berbagai strategi bisnis untuk memaksimalkan pendapatan.

HandOut/Istimewa
Apung Sumengkar, pendiri dan CEO perusahaan konsultansi bisnis Daya Qarsa. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Setelah hampir dua bulan menjalankan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Pemprov DKI Jakarta pada akhirnya memutuskan bahwa bulan Juni ini akan menjadi PSBB transisi menuju tahap new normal.

Sejumlah kebijakan pun digulirkan untuk membiasakan masyarakat dengan perilaku normal baru kelak. Antara lain, kantor dan tempat ibadah kembali dibuka meski dengan kapasitas terbatas.

Begitu pula dengan pusat perbelanjaan, meski sejumlah tenant yang usahanya berefek pada pengumpulan orang dalam jumlah besar seperti pusat kebugaran dan bioskop masih ditunda operasionalnya.

Baca: Hampir Setengah Juta Spesimen Sudah Diperiksa: 37.420 Orang Positif Covid-19 di Indonesia

JALAN MACET - Pandemi Covid-19 dan statusnya masih PSBB jalan Sudirman, Setiabudi, Jakarta Pusat, Rabu (3/6/2020) macet. WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
JALAN MACET - Pandemi Covid-19 dan statusnya masih PSBB jalan Sudirman, Setiabudi, Jakarta Pusat, Rabu (3/6/2020) macet. WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN (WARTA KOTA/WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN)

Demikian pula dengan transportasi publik yang kini telah beroperasi kembali.

Meski masih mengalami pembatasan, tak bisa dipungkiri, fase transisi ini laksana angin segar bagi masyarakat dan dunia bisnis, khususnya di Jakarta yang selama 2 bulan bak ‘dibekap’ berbagai aktivitasnya demi memutus rantai penularan virus Covid-19.

Setelah nyaris dua bulan vakum, pebisnis pun harus tancap gas demi mengejar kehilangan kesempatan yang terjadi beberapa waktu lalu.

Baca: Kasus Baru Covid-19 Meningkat, Praktisi Kesehatan Sarankan Ganjil Genap Tidak Diterapkan Dulu

Apung Sumengkar, pendiri dan CEO perusahaan konsultansi bisnis Daya Qarsa, menyarankan agar dalam memasuki fase transisi ke era new normal ini, pebisnis menyiapkan berbagai strategi bisnis untuk memaksimalkan pendapatan.

“Pada fase transisi ini sangat penting bagi pelaku bisnis untuk menargetkan tingkat pendapatan bisnis seperti sebelum krisis, dan secara simultan memotong berbagai biaya agar bisa mendulang laba yang lebih besar, demi ‘memulihkan’ profit yang hilang selama beberapa waktu lalu,” ujar Apung.

Meskipun demikian, patut diingat bahwa akan terjadi perubahan besar perilaku konsumen di era new normal. Antara lain konsumen akan lebih berhati–hati ketika mengunjungi pusat perbelanjaan atau pusat-pusat layanan pelanggan lainnya.

Kecenderungan lainnya, konsumen akan lebih cenderung menggunakan sarana daring pada saat bertransaksi.

Menyambut kondisi ini, sebisa mungkin pelaku bisnis menunjukkan kepada konsumen bahwa pihaknya memberikan perhatian besar dalam merangkul aneka perubahan tersebut.

Caranya bisa dilakukan dengan sejumlah langkah sebagai berikut. Pertama, menyiapkan infrastruktur keamanan dan keselamatan di tempat kerja atau pusat layanan bisnis, baik untuk karyawan maupun pelanggan.

Contohnya bisa dengan menyediakan perlengkapan alat pelindung diri (APD) bagi petugas layanan di titik-titik pembayaran seperti di kasir serta mengecek suhu tubuh dan mewajibkan penggunaan masker.

"Gunakan juga hand sanitizer atau mencuci tangan untuk pelanggan yang datang,” papar Apung, sebelumnya telah 15 tahun berkarier lebih dari 15 tahun di perusahaan konsultan McKinsey & Company, dan Deloitte Consulting, dan menangani klien di Asia Tenggara, Jepang dan Eropa ini.

Selanjutnya, saran dia, pebisnis harus bersiap untuk memaksimalkan penjualan demi memulihkan omset yang anjlok beberapa waktu lalu.

Caranya, dengan menggelar beragam program promosi yang dapat memberikan insentif kepada pengunjung untuk membeli dalam kuantitas lebih banyak, mempromosikan bisnis daring (online) atau layanan pesan antar.

Alumnus Teknik Industri Universitas Indonesia dan MBA Manajemen Strategis dari RSM University, Belanda ini menunjukkan strategi lain untuk mendorong penjualan.

Yakni dengan mendorong pelanggan untuk melakukan pembelian menggunakan system jasa titip atau gift bagi teman dekat serta keluarga mereka yang tidak bisa datang ke lokasi penjualan Anda,” ujar Apung.

Apung juga menyarankan agar pebisnis mengoptimalkan performa kanal-kanal penjualan daring agar bisa memaksimalkan penjualan.

“Sekaligus, mencari sumber-sumber alternative pemasukan untuk menggantikan pendapatan bisnis yang hilang selama ini,” terang Apung.

Pada akhirnya, para pebisnis sebaiknya melihat masa transisi ini sebagai kesempatan emas untuk memulai proses rebounce dari bisnis mereka yang sempat melambat dan bahkan terhenti kemarin.

“Oleh karena itu, patut saya tekankan sekali lagi, sangatlah penting untuk menyusun segera infrastruktur – infrastruktur bisnis yang dibutuhkan sebagai batu loncatan agar usaha anda bisa melompat lebih tinggi lagi ketika memasuki era new normal,” ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved