Permintaan Pesawat Baru Turun Drastis, Airbus Ancang-ancang PHK Pegawainya
CEO Airbus Gullaume Faury menyatakan, sebagai bagian efisiensi adalah dengan memberikan cuti kepada 6.000 pekerja.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Produsen pesawat terbang Airbus dikabarkan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sejumlah karyawannya.
Situs Bloomberg, Minggu (17/5/2020) melansir, hal ini dilakukan pihak Airbus karena adanya penurunan permintaan produk pesawat baru di tengah wabah Covid-19.
Dalam rencana ini pihak Airbus juga dilaporkan telah melakukan negosiasi, dan proses negosiasi ini akan dimulai pada pekan depan.
Meski begitu, Airbus belum mengambil keputusan jumlah pekerja yang akan masuk dalam rencana PHK ini dan posisi apa yang akan terdampak.
Baca: Sejumlah BUMN Mulai Terapkan Skenario New Normal
Namun beberapa sumber mengatakan, bahwa pegawai yang diputus hubungan kerjanya mencakup para pekerja di kantor pusat Airbus di Toulouse, Prancis.
Selain itu dikatakan pula bahwa perusahaan akan memangkas pekerja kontrak dan subkontrak, termasuk 1.100 pekerja di Jerman dan juga akan dilakukan di kantor pusatnya di Perancis.
Baca: Hikmah Pandemi Corona di Mata Natasha Rizky: Bisa 24 Jam Full Jalani Peran Istri dan Juga Ibu
Sementara itu dalam pernyataan resmi Airbus, tertulis bahwa perusahaan akan terus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan masa depan Airbus bekerja sama dengan mitra sosialnya.
Baca: Lebaran, Kendaraan Menuju Rest Area Akan Dibatasi, Istirahat Maksimal 30 Menit
Dalam laporan sebelumnya Chief Executive Officer Airbus, Guillaume Faury, memperingatkan langkah awal yang akan diambil perusahaan sebagai bagian efisiensi adalah dengan memberikan cuti kepada 6.000 pekerja.
Tetapi Faury menjanjikan, akan melakukan tinjauan ulang kebijakan itu pada Juni 2020, ketika pandemi corona diperkirakan mulai menurun.