Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Terdampak Virus Corona, Menhub Minta Ada Insentif Buat Maskapai

Kemudian menganjurkan hotel memberikan tarif-tarif yang lebih terjangkau, serta membuat kegiatan-kegiatan di tempat tujuan destinasi

Penulis: Ria anatasia
Editor: Hendra Gunawan
Ria Anatasia/tribunnews.com
Menhub Budi Karya Sumadin dan Menparekraf Wishnutama di kantor Kemenparekraf, Jakarta, Selasa (13/2/2020) / BKIP Kemenhub 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendorong pemangku kepentingan di industri penerbangan hingga pariwisata tuntuk memberikan insentif kepada maskapai penerbangan sebagai tindak lanjut dampak penyebaran virus Corona (COVID-19).

Hal itu disampaikan usai rapat bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio dengan sejumlah stakholder penerbangan yaitu seluruh maskapai yang beroperasi di Indonesia dan operator bandara Angkasa Pura I dan II di Jakarta, Rabu (12/2/2020).

Budi mengatakan, rapat tersebut merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo terkait dampak ekonomi dari Virus Corona.

Dia mengaku diminta untuk mendorong pemberian insentif, kemudahan, dan tarif-tarif yang lebih murah, ke tiga destinasi yang banyak dituju masyarakat Tiongkok yakni Bali, Manado, dan Kepri.

Kemudian menganjurkan hotel memberikan tarif-tarif yang lebih terjangkau, serta membuat kegiatan-kegiatan di tempat tujuan destinasi supaya daerah-daerah itu tetap ramai.

Baca: VIRAL Video Bully Siswi SMP di Purworejo, Ganjar: Saya Telepon Kaseknya, Sudah Ditangani Sekolah

Baca: Pasca Kerusuhan 410 Napi Kabanjahe Dievakuasi ke Sidikalang, Polisi: Tidak Layak Dihuni 410 Orang

Baca: Ditahan di Sel Khusus Blok Wanita, Polisi Pastikan Lucinta Luna Sehat, Manajer: Dia Happy Aja

“Contoh insentif dari Pemerintah kepada maskapai misalnya: PNBP akan kita kurangi, kemudian API dan AP II mengurangi landing fee, diskon sewa ruangan, dan sebagainya. Jadi Pemerintah, operator bandara, maskapai, hotel harus sama-sama memberikan insentif," kata Budi.

"Tidak mungkin Pemerintah melakukan sendiri. Hal ini dilakukan untuk menggenjot sektor pariwisata. Supaya orang tetap punya keinginan untuk berlibur,” tambahnya.

Menurutnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga telah menyampaikan hal serupa dan akan dibahas kemungkinan insentif apa yang akan diberikan.

Dengan adanya insentif ini, diharapkan industri penerbangan dan perhotelan dapat “survive” menghadapi dampai virus Corona.

“Dalam beberapa hari ini kami akan membuat suatu klarifikasi, dan akan kami usulkan ke Presiden minggu depan,” jelas mantan Dirut AP II itu.

Lebih lanjut, Budi menyebutkan maskapai yang mempunyai rute-rute ke mainland China dan Singapura adalah yang paling terdampak. Dia memprediksikan telah terjadi penurunan sekitar 30 persen pada maskapai-maskapai tersebut.

“Kita memang belum bisa memastikan kerugiannya sendiri, yang punya masalah itu rata-rata adalah yang berhubungan dengan mainland China dan Singapura. Yang lainnya sebenarnya relatif masih baik. Tetapi karena penerbangan ini juga ada sebagian ke Tiongkok kira-kira 30 persen, jadi berkurang rata-rata 30 persen,” paparnya.

Untuk menutupi potensial lost tersebut, pihaknya telah telah berdiskusi dengan maskapai, dengan memikirkan peluang-peluang apa yang mungkin dilakukan.

“Untuk opportunity, yang paling masif itu di Asia Selatan seperti India, Pakistan, Bangladesh. karena memang beberapa saat sebelum kejadian ini, para duta besar itu bertemu saya untuk dapat connecting flight.

Oleh karenanya saya minta kepada Garuda, Batik, Lion, Air Asia untuk mencari konektivitas ke Asia Barat, paling lambat bulan Mei ini untuk buka rute baru, karena perencanaan itu tidak bisa langsung seketika,” katanya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved