Rupiah Melemah Imbas Sinyal Kenaikan Suku Bunga The Fed
Brdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, kemarin posisi Rupiah melemah ke posisi Rp 15.187 per dolar AS.
Laporan Reporter Tribunnews, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada memprediksi laju kurs rupiah kembali melanjutkan pelemahannya.
Pelemahan itu, lanjut Reza masih terimbas adanya sentimen dari rilis FOMC Minutes yang mengindikasikan tetap akan melakukan pengetatan kebijakan moneter yang berarti akan ada kenaikan lanjutan dari suku bunga The Fed.
“Akibat dari kondisi tersebut, pergerakan dolar AS dan juga imbal hasil obligasi AS kembali meningkat,” kata Reza.
Sementara dari dalam negeri, meski ada sentimen positif dari pencapaian target pajak pun belum direspon pelaku pasar.
Baca: Konsumen Ini Curhat Nasib Uangnya yang Sudah Disetor Untuk Beli Apartemen di Meikarta
Sampai akhir September 2018 realisasi penerimaan pajak mencapai 63,26 persen dari target APBN 2018 sebesar Rp 900,86 triliun.
Realisasi penerimaan pajak ini menunjukkan tren pertumbuhan yang positif melanjutkan tren periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 16,87 persen secara tahunan.
Baca: Ultah Ke-67, Prabowo Traktir Komunitas Emak-emak Makan Bareng di Pujasera Blok M
Reza memprediksi, laju mata uang garuda akan bergerak di kisaran Rp 15.210 - Rp 15.188 per dolar AS.
Seperti diketahui, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kemarin, ditutup melemah ke posisi Rp 15.194 per dolar AS.
Dengan posisi kurs tersebut, depresiasi Rupiah sejak awal tahun ini menjadi 12,10 persen.
Brdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, kemarin posisi Rupiah melemah ke posisi Rp 15.187 per dolar AS.