Jumat, 3 Oktober 2025

BPS: Harga Beras Bakal Turun

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga gabah dan beras di penggilingan pada Januari 2018.

Editor: Sanusi
Tribunnews/JEPRIMA
Sejumlah pekerja saat memanen padi di areal persawahan Cakung, Jakarta Timur, Rabu (24/1/2018). Di area persawahan Jalan Inspeksi Cakung, Jakarta Timur, itu ada sekitar tiga hektare sawah yang dipanen dan saat ini stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mencapai 27.780 ton. Jumlah tersebut melebihi batas aman, yakni sebesar 25.000 ton. Berdasarkan database di PIBC per 22 Januari 2018, stok beras di Ibu Kota mencapai 27.786 ton. Dengan rincian, stok awal sekitar 27.585 ton ditambah pemasukan 4.209 ton dan dikurangi pengeluaran 3.828 ton. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga gabah dan beras di penggilingan pada Januari 2018.

Meskipun demikian, BPS meyakini harga beras akan segera turun sejalan dengan panen beras yang telah dimulai di sejumlah daerah.

"Beberapa daerah itu mulai panen di minggu-minggu terakhir (Januari), bisa jadi nanti Februari sudah mulai banyak panen akan menarik harga beras turun karena memang mulai panen," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Yunita Rusanti di Kantor Pusat BPS, Kamis (1/2/2018).

Yunita menerangkan, pada dasarnya harga beras sangat dipengaruhi kondisi panen. Selain itu, beras pun merupakan salah satu komponen yang menentukan terjadinya inflasi atau deflasi.

Dengan adanya panen yang diperkirakan banyak terjadi pada bulan Februari mendatang, imbuh dia, maka harga diharapkan terkerek turun. Pada kesempatan yang sama, Kepala BPS Suhariyanto mengakui harga beras pada Januari 2018 memang naik cukup tinggi.

Akan tetapi, pada hari-hari terakhir Januari 2018 mulai terjadi panen di beberapa daerah. Dengan kondisi ini, harga beras dan gabah mulai menunjukkan penurunan.

"Februari panen akan bertambah, biasanya mencapai puncak di Februari dan Maret. Dengan ini, kita harapkan (harga) akan kembali turun," ungkap Suhariyanto.

Dengan demikian, imbuh Suhariyanto, naiknya harga beras dan gabah pada Januari 2018 sebenarnya terjadi lantaran belum masuk musim panen. Namun, saat ini harga di sejumlah daerah mulai turun.

Data BPS menunjukkan, harga gabah kering panen (GPK) di tingkat petani naik 8,42 persen menjadi Rp 5.415 per kilogram dan di tingkat penggilingan naik 8,41 persen menjadi Rp 5.508 per kilogram.

Adapun harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani naik 7,07 persen menjadi Rp 6.002 per kilogram dan di tingkat penggilingan naik 7,21 persen menjadi Rp 6.099 per kilogram.

Sementara itu, harga gabah kualitas rendah (GKR) di tingkat petani naik 8,56 persen menjadi Rp 4.922 per kilogram dan di tingkat penggilingan naik 8,57 persen menjadi Rp 5.011 per kilogram.

Adapun harga beras kualitas premium di penggilingan naik 4,96 persen menjadi Rp 10.350 per kilogram. Harga beras kualitas medium di penggilingan naik 6,83 persen menjadi Rp 10.177 per kilogram dan harga beras kualitas rendah di penggilingan naik 5,20 persen menjadi Rp 9.793 per kilogram.

Berita Ini Sudah Dipublikasikan di Kompas.com, dengan judul: Panen di Beberapa Daerah, Harga Beras Bakal Turun

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved