Konsumsi Listrik Belum Sesuai Target, Banyak Ritel Tutup Jadi Alasan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat konsumsi listrik 2017 belum mencapai target yang ditetapkan.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat konsumsi listrik 2017 belum mencapai target yang ditetapkan.
Dari target sebesar 1.058 kWh, konsumsi 2017 hanya mampu mencapai 1.012 kWh.
Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Andy Sommeng menyebutkan kurangnya konsumsi listrik ini terpengaruh toko ritel dan mall yang tutup sepanjang 2017.
Baca: Kapal Penangkap Ikan Ilegal Bisa Diserahkan Kepada Negara
"Ini memang banyak pada 2017 ada industri yang shut down. Ada berbagai perusahaan bisnis ritel, mall yang konsumsi listrik lebih banyak, ada beberapa perusahaan sudah gak ada," ungkap Andy Sommeng, di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Rabu (10/1/2017).
Sejumlah toko retail yang tutup di tahun 2017 adalah 7-Eleven yang pada Juli 2017 menutup seluruh tokonya, ada juga Ramayana, Matahari, Lotus, Debenhams, hingga GAP yang menutup sebagian tokonya.
Supaya konsumsi listrik semakin meningkat maka pemerintah akan menaikkan daya listrik baik rumah tangga maupun industri.
Baca: LPDB Target Penyaluran Dana Bergulir Rp1,2 Triliun di 2018
Sehingga masyarakat pun tidak terbatas lagi menggunakan listrik, terlebih saat ini pasokan listrik disebutkan Dirjen Ketenagalistrikan telah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Makanya kita ingin tingkatkan daya grafis, dulu program membatasi listrik itu kan karena keterbatasan kapasitas kan. Kalau sekarang kapasitas sudah cukup baik, reserve margin 30 persen kan sudah baik," ujar Andy Sommeng.
Sementara itu, untuk tahun 2018 pemerintah menargetkan konsumsi masyarakat sebesar 1.129 kWh.