Senin, 29 September 2025

Kerugian Garuda Melonjak 5 Kali Lipat

Beban operasional penerbangan masih menjadi beban terbesar GIAA, yakni US$ 1,86 miliar. Beban operasional penerbangan ini meningkat dari 9 bulan perta

Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS/CHOIRUL ARIFIN
Pesawat ATR 72 Garuda Indonesia di apron Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, sesaat setelah mendarat, Rabu (11/10/2017) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) masih mencatatkan hasil buruk di kuartal III-2017. Kerugian perusahaan penerbangan pelat merah ini justru mencatatkan kenaikan ke level US$ 222,04 juta. Pada periode yang sama di tahun sebelumnya GIAA mencatat rugi sebesar US$ 44,01 juta.

Mengutip laporan keuangan yang dirilis  GIAA dalam keterbukaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (25/10), pendapatan GIAA mencapai US$ 3,11 miliar.

Pendapatan ini  naik 8,6% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yakni sebesar US$ 2,86 miliar.

Dari total pendapatan, penerbangan berjadwal masih mengontribusi pendapatan terbesar Garuda, yakni US$ 2,52 miliar. Sementara itu penerbangan tidak berjadwal menyumbang sekitar US$ 256 juta. GIAA memperoleh pendapatan dari pendapatan lainnya sebesar US$ 332 juta.

Beban operasional penerbangan masih menjadi beban terbesar GIAA, yakni US$ 1,86 miliar. Beban operasional penerbangan ini meningkat dari 9 bulan pertama tahun lalu sebesar US$ 1,63 miliar.

Kenaikan beban usaha terjadi hampir di seluruh pos. Total beban usaha GIAA naik 12,54%, lebih tinggi ketimbang kenaikan pendapatan emiten penerbangan ini. Total beban usaha GIAA hingga akhir September 2017 mencapai US$ 3,23 miliar.

 
Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri 

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan