Perhutani Dorong Perilaku Green Consumer Makin Meluas
Saat ini konsumen tidak melihat harga sebagai penentu pemilihan produk, melainkan kepercayaan terhadap perusahaan yang bereputasi ramah lingkungan
Kemudian tidak melakukan konversi hutan alam (primer/ skunder); dan tidak mengelola hutan dengan tanaman transgenic atau tanaman yang dihasilkan dari persilangan genetik atau modifikasi genetik.
Perhutani juga bermitra dengan masyarakat sekitar hutan, dan mereka mendapatkan bagi hasil produksi karena peran mereka dalam pengelolaan sumberdaya hutan.
Total produksi kayu Perhutani yang bersertifikat FSC FM/CoC tahun 2016 mencapai 120 ribu m 3
terdiri dari kayu jati 100 ribu m 3 dan kayu rimba 20 ribu m 3 .
Sedangkan sampai Agustus 2017, Perhutani menghasilkan kayu bersertifikat sebanyak 101 ribu m 3 terdiri dari kayu Jati 91 ribu m 3 dan kayu rimba seperti Mahoni, Sonokeling, Johar, Akasia, Trembesi, Sengon, Gmelina sebanyak 10 ribu m 3 .
Seluruh kayu-kayu Perhutani tersebut dalam bentuk kayu bundar atau LOG tersebut dijual melalui sistem online di tokoperhutani.com.
“Melalui kegiatan Indonesia FSC Week 2017 ini, Perhutani mengajak konsumen, masyarakat
juga generasi muda untuk peduli pada kelestarian sumberdaya hutan, mulai dari kesadaran
memilih produk-produk ramah lingkungan," katanya.