Menpar Kecewa BPS Tidak Lengkap Hitung Data Sektor Pariwisata
Saat ini BPS hanya menyajikan data pertumbuhan wisatawan mancanegara setiap bulannya bersama pintu masuk bandara.
Penulis:
Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengaku kecewa dengan kinerja Badan Pusat Statistik (BPS). Pasalnya tidak semua data sektor pariwisata masuk dalam penghitungan BPS.
"Kalau memang pariwisata ditetapkan sektor unggulan, aneh sekali kalau BPS tidak mengukurnya," ujar Arief di Rakornas Kementerian Pariwisata 2017, Jakarta, Selasa (26/9/2017).
Saat ini BPS hanya menyajikan data pertumbuhan wisatawan mancanegara setiap bulannya bersama pintu masuk bandara.
Arief berharap BPS juga menyediakan sumbangan sektor pariwisata untuk pertumbuhan ekonomi dan jumlah tenaga kerja yang terserap.
"Harusnya BPS menghitung berapa sumbangan pariwsata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), devisa negara dan tenaga kerja," ungkap Arief.
Arief memaparkan selama ini BPS lebih banyak menyediakan data sektor pertanian dan perdagangan. Namun ke depan, Arief berharap pariwisata sebagai sektor unggulan di masa depan juga memiliki data lengkap.
"Dulu ada namanya pertanian perdagangan. Tapi lebih baik bicara masa depan daripada masa lalu," papar Arief.
Arief mengatakan, saat ini pertumbuhan pariwisata Indonesia naik 24 persen. Angka itu mengalahkan negara tetangga, Asean dan global yang tumbuh di kisaran 5-6 persen.
"BPS harusnya melakukan penghitungan pertumbuhan sektor pariwisata," kata Arief.