Kementan: Indonesia Sudah Tidak Impor Beras dan Bawang, Justru Malah Mengekspor
Langkah selanjutnya adalah swasembada bawang putih dan gula konsumsi pada 2019, kedelai pada 2020, gula industri pada 2024
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kerja sama Kementerian Pertanian dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam mewujudkan ketahanan pangan, mulai menujukkan hasil yang positif.
Hal tersebut tercermin dari tidak adanya impor beras, cabai segar dan bawang konsumsi, juga pakan ternak sejak tahun lalu.
"Tidak ada impor berarti kita telah swasembada pada komoditas tersebut, dan untuk bawang merah, kita kini malah mengekspor," kata Plt. Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Suwandi, Jakarta, Jumat (15/9/2017).
Menurutnya, kemampuan dalam swasembada dan ekspor tersebut menjadi bukti bahwa Indonesia mampu mewujudkan visi lumbung pangan dunia pada 2045.
Langkah selanjutnya adalah swasembada bawang putih dan gula konsumsi pada 2019, kedelai pada 2020, gula industri pada 2024, dan daging sapi pada 2026.
"Kita sudah berada di jalur yang tepat menuju visi kita saat Indonesia berusia satu abad," ucapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, Kementerian Pertanian terus melaksanakan proses struktural yang menjamin visi lumbung pangan dunia 2045 terwujud.
Pertama, mengembangkan industrialisasi berbasis agro berdasarkan keunggulan komparatif.
"Indonesia harus jaya kembali untuk kopi dan rempah-rempah. Integrasi aktivitas hulu-onfarm-hilir dibangun berbasis kawasan berskala ekonomi sehingga diperoleh nilai tambah dan pendapatan penduduk setempat," ujar Suwandi.
Kedua, memperkuat infrastruktur sehingga memperlancar arus distribusi dari desa ke kota, di desa dibangun jalan, irigasi atau embung, listrik, telekomunikasi, lembaga keuangan, pasar tani dan lainnya.
Ketiga, industrialisasi di pedesaan akan menyerap banyak tenaga kerja, sehingga perlu peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi profesional dan produktif.
Keempat, keterbatasan jumlah petani diatasi dengan mekanisasi, dimana Kementan menyediakan 80 ribu sampai 100 ribu unit alat mesin pertanian setiap tahunnya.
"Dengan mekanisasi seperti traktor, poma air, rice transplanter, combine harvester dan Rice Milling Unit terbukti bisa menekan biaya hingga 40 persen, waktu, tenaga, dan menurunkan susut hasil 4 sampai 8 persen dan meningkatkan mutu," paparnya.