Jumat, 3 Oktober 2025

Pro dan Kontra Soal Tarif Internet di Indonesia, Masih Perlu Kenaikan Tarif Data?

Operator di luar negeri mematok harga paket internet yang mahal dikarenakan kualitasnya dan keterjangkauannya jauh lebih baik

Harian Warta Kota/henry lopulalan
ILUSTRASI: Kartu Perdana Smartfren 4G GSM+ di smartphone 4G GSM. 

TRIBUNNEWS.COM - Pro kontra terhadap tarif internet di Indonesia masih aja terus bergulir.

Sebagian masyarakat ada yang beranggapan bahwa tarif internet di Indonesia masih murah, namun ada sebagian masyarakat yang mengatakan tarif internet sudah mahal.

Lalu bagaimanakah sebenarnya tarif internet dari kaca mata analis saham yang setiap hari memantau perkembangan kinerja perusahaan telekomunikasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

Victoria Venny, analis saham dari MNC Securites menilai harga internet di Indonesia masih terbilang murah dibandingkan negara-negara lain di dunia. Padahal di negara-negara emerging markets dan berkembang yang sudah mematok tinggi.

Perusahaan telekomunikasi di India menjual paket internetnya antara Rp 200.000 hingga Rp 300.000 per paket. Sedangkan ATT dan T-Mobile, rata-rata paket yang mereka jual antara Rp 900.00 hingga Rp 1 juta per paket

Sedangkan untuk Singtel, rata-rata paket yang mereka keluarkan seharga Rp 300.000 hingga Rp 600.000. Sedangkan di Indonesia tarif internet yang dijual oleh operator dalam bentuk paket data antara Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per paket.

Menurut venny, operator di luar negeri mematok harga paket internet yang mahal dikarenakan kualitasnya dan keterjangkauannya jauh lebih baik ketimbang operator yang ada di Indonesia.

Dengan harga tersebut mereka bisa menjaga kualitas dan keterjangkauan.

"Seharusnya BRTI dapat mengatur tarif internet agar keterjangkauan dan kualitas layanan operator telekomunikasi dapat selalu terjaga,”tutur Venny melalui keterangan tertulis ke Kompas.com.

Selain untuk menjaga keterjangkauan dan kualitas, pengaturan harga oleh regulator dinilai Venny diperlukan agar operator telekomunikasi tidak melakukan ‘perang harga’.

Jika banting-bantingan harga paket data ini terus dilakukan, maka bisa dipastikan kinerja keuangan emiten telekomunikasi akan terganggu.

Venny menilai jika perang harga data terus dilakukan oleh operator, pendapatannya tidak akan mengcover beban usahannya. Sehingga ujung-ujungnya nanti yang akan dikorbankan adalah kualitas dan pelayanan kepada pelanggan juga.

ARPU

Sementara Raymond Kosasih, CFA analis dari PT Deutsche Verdhana Sekuritas Indonesia mengatakan bahwa harga paket data di Indonesia berada di harga Rp 14 hingga Rp 23 untuk setiap Mb.

Padahal di tahun 2011 harga data di Indonesia pernah mencapai Rp 350 per mega byte (Mb).

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved