Kamis, 2 Oktober 2025

Kalkulasi Pembiayaan Kereta Cepat Dari Utang pada Tiongkok Yang Mencemaskan

Ini kalkulasi pembiayaan kereta cepat dari pendanaan utang Tiongkok yang mencemaskan LSM Fitra itu.

Penulis: Valdy Arief
TRIBUN JABAR/BUKBIS CANDRA ISMET BEY
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo berbincang bersama Gubernur Jawa Barat berjalan pada acara peletakan batu pertama pembangunan proyek kereta cepat Bandung-Jakarta di Desa Mandalasar, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (21/1/2016). Proyek kereta cepat Bandung-Jakarta merupakan hasil kerjasama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Tiongkok tersebut direncakanan selesai pada tahun 2018 dan diharapkan bisa beroprasi pada awal 2019. TRIBUN JABAR/BUKBIS CANDRA ISMET BEY 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Valdy Arief

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Sekjen Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Yeni Sucipto, meminta pemerintah mengkaji ulang proyek pembangunan kereta cepat yang menghubungkan Jakarta dan Bandung.

Proyek yang menghabiskan dana sekitar Rp 7 triliun dan bersumber dari pinjaman Tiongkok, berdasarkan perhitungan, Fitra untuk melunasinya negara harus mendapatkan pendapatan sebesar Rp 8 miliar perhari.

Sedangkan, kereta cepat tersebut jika penumpangnya penuh, setiap harinya hanya menghasilkan Rp 2,8 miliar dan masih ada kekurangan sebesar Rp 5 miliar yang menjadi beban negara.

"Kurangnya pasti nanti disubsidi negara," kata Yeni Sucipto di Sekretariat Nasional FITRA, Mampang Prapatan, Jakarta, Senin (15/2/2016).

Kekurangan sebesar Rp 5 miliar itu, dikhawatirkan Yeni, akan membuatkan empat BUMN selaku konsorsium pinjaman dengan Tiongkok dapat dilego sahamnya.

Terlebih lagi, jelas Yeni, porsi APBN untuk sektor yang lebih penting dapat terpangkas untuk pelunasan pinjaman proyek itu.

"Selain tidak berkontribusi pada pemasukan APBN. Justru akan menyunat subsidi untuk kesehatan dan pendidikan karena memberikan subsidi ke sana,"katanya.

Karena itu, Yeni meminta pemerintah mempertimbangkan kembali proyek tersebut.

"APBN kita saja setiap tahunnya masih berhutang Rp 60 triliyun," ujar Yeni.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved