Franky Widjaja Raih EY ASEAN Entrepreneurial Excellence
Dalam praktik bisnis, kami meyakini filosofi stabilitas, ketepatan, pelaksanaan dan konsistensi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Franky O. Widjaja, Chairman & CEO Golden Agri Resources Ltd. (GAR), meraih penghargaan khusus EY ASEAN Entrepreneurial Excellence dalam ajang anugerah EY Entrepreneur of The Year 2015 di Singapura, Rabu (14/10/2015).
Perusahaan perkebunan kelapa sawit terintegrasi terkemuka di dunia di bawah kepemimpinan beliau, dinilai mampu mendorong pertumbuhan perekonomian wilayah melalui pembukaan kesempatan kerja dan peningkatan perdagangan khususnya di Indonesia, Singapura dan wilayah lainnya.
Selain itu, corporate social responsibility dalam bidang pendidikan, infrastruktur dan penciptaan lapangan kerja telah memberikan keuntungan bagi banyak masyarakat di wilayah operasinya.
“Dalam praktik bisnis, kami meyakini filosofi stabilitas, ketepatan, pelaksanaan dan konsistensi. Contohnya ketika kami menekuni suatu bidang usaha, keberhasilan hanya akan dicapai melalui konsistensi, ketenangan, berikut perencanaan yang tepat. Saat melaksanakannya, lakukan tanpa keraguan, dan dengan sekuat tenaga,” ujar Franky O. Widjaja usai menerima penghargaan.
“Bisnis yang berkelanjutan tercermin bukan hanya dari kemampuannya mendatangkan keuntungan semata, tapi juga pada kemampuan menyejahterakan masyarakat di sekitarnya, termasuk menjaga kelestarian lingkungan. Hal itu yang memacu kami untuk memperkuat sinergi bersama Pemerintah Indonesia, para pelaku industri, organisasi masyarakat sipil, serta para pakar dan peneliti melalui kemitraan terbuka guna mendorong peningkatan produktivitas kelapa sawit dan nilai tambahnya, seiring dengan peningkatan kesejahteraan para petani, dan penurunan emisi gas rumah kaca,” ungkapnya.
Ketika pusat pertumbuhan ekonomi dunia seperti Tiongkok dan India melambat, ekspor minyak kelapa sawit menuju kedua negara tersebut juga ikut menurun.
Sinergi dan inovasi menjadi jawabannya. Setelah berdiskusi dengan para pemangku kepentingan perkelapasawitan, Pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan pencampuran hingga 15 persen biofuel berbahan baku minyak sawit ke dalam industri solar yang diharapkan dapat membantu menyerap produksi minyak sawit nasional, sekaligus menjadi instrumen stabilisasi harga.
“Industri sawit harus bergegas menyeleraskan langkah dengan memperkuat kapasitas produksi biofuel mereka, agar kebijakan ini mampu mencapai tujuannya,” ujarnya terkait rencana perusahaan yang dipimpinnya untuk masuk dalam pengembangan bioenergi dengan membangun fasilitas produksi di Jawa Barat dan Kalimantan Selatan.
Sektor agribisnis dan perkebunan, khususnya yang terkait dengan pangan, selalu menjadi fokusnya, “Pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Tenggara yang tinggi, bertumpu pada sektor pertanian dan perkebunan. Dengan jumlah penduduk yang besar, kebutuhan pangan dunia yang terus meningkat berikut tantangan perubahan iklim, seluruh negara yang ada di sana membutuhkan kerja sama yang kuat agar sektor pertanian dan perkebunan dapat tumbuh berkelanjutan, ramah lingkungan dan menyejahterakan lebih banyak masyarakat,” kata Franky.
Penganugerahan penghargaan telah dilakukan EY – lembaga profesional penyedia jasa konsultasi bisnis – sejak tahun 2002 untuk mengapresiasi sosok yang berhasil membangun bisnis berkelanjutan sekaligus menginspirasi para pelaku bisnis lainnya untuk melakukan hal serupa. Perkembangan selanjutnya, anugerah ini juga diberikan kepada mereka yang berhasil mengembangkan bisnisnya hingga berskala regional.