Pembatalan Penjualan Mitratel Dipertanyakan
Reza menilai alasan penolakan terhadap rencana tukar guling saham Mitratel dengan TBIG tidak jelas
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Analis pasar modal Reza Priyambada mempertanyakan alasan dari pihak-pihak yang menolak rencana share swap atau tukar guling saham PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), anak perusahaan PT Telkom, dengan PT Tower Bersama (TBIG).
“Kita berharap transaksi share swap bisa terjadi. Dari awal kita mempertanyakan apakah pihak-pihak ini mengerti atau tidak dengan mekanisme share swap tersebut,” kata Reza Priyambada yang juga Head of Research NH Korindo Securities di Jakarta, Jum’at (3/7/2015).
Dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI dengan Dirut PT Telkom kemarin (2/7), Komisi VI menolak rencara pertukaran saham atau share swap sahan PT Mitratel dengan PT TBIG. Beberapa hari sebelumnya, Menteri BUMN menyatakan Dewan Komisaris Telkom secara lisan juga menyatakan kepada Menteri Rini Sumarno tentang pembatalan rencana share swap saham Mitratel.
Reza menilai alasan penolakan terhadap rencana tukar guling saham Mitratel dengan TBIG tidak jelas. “Apa alasan penolakannya? Kalau misalnya ada potensi kerugian atau korupsi. Semua transaksi ada potensi kerugian, tidak hanya terjadi pada aksi jual beli saham itu. Kalau semua transaksi dianggap berpotensi korupsi, tidak ada transaksi. Kalau tidak ada transaksi, perusahaan tidak bisa ekspansi,” jelasnya
Chairman dari Indonesian Capital Market Community ini menambahkan, ekspektasi pasar terhadap share swap ini sudah tinggi. Ibaratnya, begitu ada berita rencana aksi share swap tersebut, pasar berharap kinerja Telkom akan meningkat.
“Dengan adanya ekspektasi tersebut, kita masuk melakukan aksi beli saham Telkom, kita akan mengakumulasi saham dengan harapan akan ada peningkatan. Begitu transaksi dibatalkan kita kecewa, akhirnya dijual semua saham. Ketika pelaku pasar melakukan aksi menjual, yang terjadi adalah harga saham akan turun. Jadi pengaruhnya ke sentimen, ekspektasi pasar.”