Ada Pertalite, Pertamina Tetap Impor Premium
PT Pertamina (persero) dalam waktu dekat akan mengeluarkan bahan bakar minyak (BBM) produk terbaru bernama Pertalite.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (persero) dalam waktu dekat akan mengeluarkan bahan bakar minyak (BBM) produk terbaru bernama Pertalite. Dengan jenis BBM baru tersebut, diharapkan bisa mengurangi konsumsi BBM bersubsidi jenis Premium.
Menanggapi hal tersebut Direktur Marketing dan Retail Pertamina, Ahmad Bambang mengungkapkan apapun jenis BBM-nya, negara tetap harus mengimpor minyak.
"Apapun ini kondisinya masih butuh impor BBM atau Premium," ujar Ahmad di kantor Ditjen Migas, Senin (20/4/2015).
Ahmad memaparkan, alasan utama BBM harus terus diimpor, karena produksi dari kilang minyak Pertamina tidak cukup untuk kebutuhan dalam negeri. Lagipula, produksi dari kilang berupa nafta dengan kualitas RON 70, yang tidak bisa digunakan untuk bahan bakar kenbdaraan.
"Karena kapasitas kilang mau Ron 88, 90, 92 kita bicara butuh impor karena kapasitas kilang tidak cukup," ungkap Ahmad.
PT Pertamina sebelumnya menyatakan tidak akan serta-merta menghilangkan produk Premium dari pasaran dengan dirilisnya bahan bakar minyak (BBM) jenis baru, Pertalite.
“Varian baru ini tidak serta-merta menghapuskan Premium. Tinggal kondisi konsumsinya akan lebih berta ke mana, ke mobil pribadi atau mana,” kata VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro.
Wianda menerangkan, produk baru mereka itu lebih bersih lantaran memiliki kadar oktana lebih tinggi dibanding Premium atau RON (Research Octane Number) 88. Namun, Pertalite nantinya akan dibanderol di bawah harga Pertamax. “Kita akan melakukan review dari sisi harga sesuai permintaan masyarakat,” imbuh Wianda.
Ahmad menegaskan jika negara tidak ingin impor BBM, hal yang dibutuhkan menambah kapasitas produksi kilang dengan kualitas yang bisa digunakan untuk BBM."Bicara nggak impor lagi tunggu kapasitas Pertamina nambah," kata Ahmad.