Kabinet Jokowi JK
Rupiah Melorot, Presiden Diminta Evaluasi Kinerja Tim Ekonomi
Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah, bahkan nilai tukar rupiah terhadap dollar mencapai Rp 12.900 dan terendah sejak 1998.
Legislator Partai Demokrat, Marwan Cik Asan meminta kepada pemerintahan Presiden Jokowi terutama tim ekonomi untuk menjelaskan kepada publik tentang penyebab melemahnya rupiah secara signifikan di akhir tahun ini.
"Kita harapkan menteri terkait dapat menjelaskan kepada masyarakat penyebab melemahnya rupiah, juga memaparkan secara jelas dan kongkrit program - program ekonomi termasuk pengendalian moneter bersama BI," kata Marwan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (16/12/2014).
Wakil Ketua Komisi XI ini menuturkan, melemahnya rupiah hingga titik terendah pada era reformasi ini selain karena penguatan dolar secara global sebagai akibat membaiknya ekonomi Amerika Serikat dan rencana kenaikan suku bunga sebagai mana hasil rapat The Federal Market Open Comitte (FMOC).
"Meningkatnya demand USD secara nasional menjelang akhir tahun, juga yang paling utama disebabkan ketidakyakinan investor atau publik pada program ekonomi kabinet Jokowi .Contoh menaikan harga BBM disaat harga minyak bumi turun," tuturnya.
Masih kata Marwan, sangat tidak tepat dan tidak bijak jika Menko Perekonomian Sofyan Djalil menyatakan bahwa melemahnya rupiah saat ini sebagai akibat residual kebijakan ekonomi masa lalu.
"Ini pak menteri punya kebijakan ekonomi yang jitu nggak, jangan karena tidak punya kebijakan yang jitu untuk meredam pelemahan rupiah malah menyalahkan orang lain ini bukan sifat negarawan," ucapnya.
Menurut Marwan, seharusnya presiden Jokowi sebaiknya segera mengevaluasi kemampuan team ekonomi. Jangan sampai akibat ketidakpercayaan publik pada team ekonomi mengakibat capai 10 tahun kemajuan ekonomi di era presiden SBY gagal dilanjutkan oleh Presiden Jokowi.