Kamis, 2 Oktober 2025

Kenaikan BI Rate tak Terlalu Tekan Pertumbuhan Ekonomi

BI Rate pada 12 September 2013 lalu sebesar 25 basis poin menjadi 7.25% tidak akan terlalu menekan pertumbuhan ekonomi.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Kenaikan BI Rate tak Terlalu Tekan Pertumbuhan Ekonomi
Ilustrasi BI Rate


Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Harismanto

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Chief Executive Officer BNI Wilayah
Sumbar, Riau & Kepri Anang Basuki, mengatakan,  langkah Bank Indonesiaa menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate pada 12 September  2013 lalu sebesar 25 basis poin menjadi 7.25% tidak akan terlalu
menekan pertumbuhan ekonomi.

Langkah-langkah lain yang telah ditetapkan BI pun cukup mumpuni untuk
meredam tekanan terhadap nilai tukar yang secara global memang sangat
terpengaruh oleh penantian alas kebijakan The Federal Reserve terhadap
keberlangsungan program Quantitative Easing (QE) 3 dan konflik Suriah
di Timur Tengah.

"Kalaupun bunga kredit naik, bank-bank tidak akan terlalu terbebani,
karena mereka dulu juga pernah mengalami bunga kredit yang lebih
tinggi. Jadi, kenaikan BI Rate dilakukan untuk mengendalikan inflasi
dan menguatkan rupiah tanpa harus memberikan efek negatif ke
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi juga diharapkan tidak akan
terpengaruh karena banyak sektor ekonomi yang tetap prospektif untuk
dibiayai oleh perbankan," kata Anang dalam Economic Update and Lunch
with CEO BNI, Kamis (19/9/2013) di Pekanbaru.

Menurut Anang, langkah-langkah BI itu akan memberikan berbagai efek
positif. Pertama, dapat mengerem laju inflasi dan ekspektasinya.
Kedua, membantu menjaga kurs rupiah agar tidak kembali jatuh karena
suku bunga dalam rupiah menjadi lebih atraktif. Ketiga, memperkuat
likuiditas dolar AS karena akan banyak pemilik dolar AS konversi ke
Rupiah kendati ada rumor soal tappering-off QE 3 oleh The Federal
Reserve (The Fed). Keempat, mengembalikan kepercayaan pasar (money
market dan capital market). Kelima, cadangan devisa dapat terjaga
dengan baik karena BI tidak harus mengintervensi pasar secara
langsung.

BI akan tetap mengawal rupiah agar tetap terjaga melalui bauran
kebijakan moneter yang lain, seperti menaikkan bunga Fasilitas
Simpanan Bank Indonesia (Fasbi) atau deposit facility menjadi 5.50
persen hingga membuat Sertifikat Deposito BI dengan tenor beragam.
Meski demikian, kenaikan BI Rate juga akan mendorong LPS menaikkan LPS
rate menjadi 7.00 persen yang ujung-ujungnya akan mendorong bank-bank
menaikkan bunga (dana dan kredit).

"Perekonomian Indonesia diperkirakan masih akan tetap tumbuh meskipun
salah satu respon perbankan atas kenaikan BI Rate tersebut adalah
menaikkan suku bunga dana dan kredit," ujar Anang. (nto)

Tags
BI Rate
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved