Firmanzah: PDB Masih Kuat Menyangga Ekonomi Nasional
Firmanzah mengatakan saat ini kekuatan ekonomi Indonesia sudah berada di atas kekuatan ekonomi Belanda dan sejumlah negara Eropa lainnya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, DR. Firmanzah mengatakan saat ini kekuatan ekonomi Indonesia sudah berada di atas kekuatan ekonomi Belanda dan sejumlah negara Eropa lainnya.
"Saya optmistis PDB Indonesia yang tahun lalu tercatat US$3.592, masih bisa digenjot jadi sekitar US$5.000 tahun depan," kata Firmanzah saat berbicara dalam Dialog Pilar Kenegaraan bertema “Refkleksi 68 Tahun Kemerdekaan Indonesia” di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (19/8/2013).
Firmanzah mengatakan selagi kekuatan modal ekonomi berupa produk domestik bruto (PDB yang dimiliki Indonesia masih kuat, pada dasarnya tidak perlu ada kekhawatiran akan utang luar negeri.
“Apalagi, kekuatan ekonomi Indonesia yang saat ini mulai diperhitungkan negara asing akan membuat kepercayaan investor semkian tinggi pada Indonesia,” kata mantan Dekan Fakultas Ekonomi UI itu.
Menurutnya, kendati utang Indonesia mencapai Rp 2.000 triliun, namun kekuatan produk domestik bruto (PDB) yang lebih dari US$3.592 masih kuat untuk menyangga perekonomian nasional.
Menurut Firmanzah, kalau dulu Indonesia banyak berharap dari kontribusi negara asing untuk pembangunan ekonominya, kondisi saat ini sudah berubah. “Indonesia sudah bisa menawarkan bantuan kepada asing sehingga tidak lagi terkesan sebagai negara lemah,” katanya.
Dalam kesempatan sama, sejarawan LIPI, Asviwarman Adam mengatakan dari kecenderungan pendirian negara-negara baru dalam beberapa abad terakhir, Indonesia diyakini masih akan bertahan setidaknya seribu tahun lagi.
“Selain memiliki modal sumber daya alam yang kaya, Indonesia memiliki modal sosial yang kuat, berupa bahasa persatuan,” ujar dia.
Sedangkan dari sisi politis, menurut Asvi, hampir tidak mungkin satu provinsi siap untuk menjadi negara sendiri karena ketergantungan ekonominya. Dia mencontohkan kondisi ekonomi Timor Leste yang saat ini semakin sulit karena merdeka dari Indonesia.
“Kalaupun merdeka yang paling siap itu Pulau Jawa. Tapi masyarakat Jawa tidak mau minta merdeka karena akan lebih menguntungkan kalau sumber daya alam dari pulau lain mengalir ke Jawa,” ujarnya.